Koalisi Perubahan: Now Or Never

Oleh: Memet Hakim Pengamat Sosial, Ketua Wanhat APIB

Beberapa hari yang lalu, saya menulis Surya Paloh dan HRS, banyak komentar, masukan alhamdulillah. Kali ini kita akan kupas tentang “Koalisi Perubahan” dengan Anies sebagai capresnya. Anies telah terbukti berhasil memimpin DKI Jakarta menjadi kota yang lebih maju dengan slogan Maju kotanya & Bahagia warganya. Ini perjuangan yang sangat menentukan arah dan nasib negara Indonesia,

Tugas Anies jauh lebih berat sebagai Capres dari ke-3 partai pengusung, walau selalu kita dengar ketiga partai ini sangat solid. Menyatukan 2 partai nasionalis dengan partai agamis nasionalis tentu ada hambatan psikologis. Apalagi PKS dekat dengan Ulama lurus sering di framing radikal, teroris, in toleran, anti pancasila, identitas, khilafah dan banyak lagi framing yang ditujukan untuk ulama dan umat Islam. Anies perlu membuat “Budaya kerja baru” untuk ketiga partai pengusung, sehingga timbul kebersamaan dan merasa dalam 1 team.

Para caleg dan capres/cawapres dari kolasi perubahan ini lebih pantas disebut “pejuang keadilan”. Semoga tidak ada caleg yang niatnya mau bisnis APBN atau bisnis UU kelak. Ke-3 partai pendukung Anies harus siap dengan “pola tidak korupsi” dan “tidak memperkaya partai”.

Namanya “koalisi perubahan”, artinya merupakan niat bersama untuk merubah tata kelola negara menjadi lebih baik. Anies tak perlu diragukan, nah apakah para caleg dan partai pendukung siap ? Diperlukan niat bersama supaya di dalam perjalanan kelak lancar.. Anggap saja RI akan dimerdekakan dari penjajah ekonomi & hukum. Jadi menjadi anggota DPR/DPRD pejuang harus loyal pada Partai dan rakyat, sementara ini anggota DPR/DPRD sekarang yang hanya lotal pada Partai dan oligarki.

Untuk melakukan perubahan tentunya harus menguasai Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Ini bukan pekerjaan mudah, banyak gangguan setan dan iblis. Kabinet bukan asal bagi2 kue kekuasaan, perlu orang yang benar2 bersih rekam jejaknya, bersih hatinya dalam memperbaiki bidang Kejaksaan, Kehakiman (MA, MK, MY & Kepolisian.

Begitu juga di bidang ekonomi harus mengacu pada UUD45, sehingga SDA yg dijual dapat membebaskan rakyat kecil dari berbagai pungutan pajak. Mengurangi ketimpangan ekonomi yang semakin jomplang. Anies di DKI telah berhasil memmbebaskan PBB bagi para pahlawan, guru dan masyarakat bawah di DKI. Bidang perdagangan, Keuangan, perbankan, dll harus digunakan untuk membantu rakyat menengah kebawah, bukan sebaliknya.

Ketimpangan ekonomi yang sangat parah, mengistimewakan investor asing, menekan rakyat kecil akan bisa diperbaiki, jika mayoritas DPR dikuasai Koalisi Perubahan. Mungkin kah ? Kalkulasi diatas kertas peluang itu cukup besar dengan “asumsi” Partai manapun yang memilih Anies akan berkembang.

Saat ini suara pendukung Anies ada 163 kursi, jika ingin.melakukan perubahan maka diperlukan kursi minimal sebanyak 300 orang (52%) di DPR. UU yang ditenggarai tidak adil bisa didrop. Ini bukan masalah mudah, tapi peluang itu sangat terbuka. Tanda2nya sudah banyak terlihat.

Rakyat melihat dan mengamati partai Nasdem yang dulu ikut koalisi pemerintah, sekarang berada diluar ini poin penting buat Nasdem
Partai Demokrat yg dulu ikut menentukan kemenangan Jkw di periode pertama, periode kedua ini bebas. Pengurus PD dapat mencegah perampokan partai, semuanya menjadi poin tersendiri.

PKS sejak awal berada diluar pemerintahan Jkw, sehingga rakyat menilai lebih baik. Wajar jika peluang mendapatkan kursi di DPR lebih tinggi. Gerindra yg didukung oleh PKS, justru pindah menjadi pemain inti di Koalisi plat merah ini. Apalagi telah meninggalkan umat muslim dan emak2 begitu aja. Ini poin negatif bagi gerindra. Diprediksi 80-90% relawan Anies adalah pendukung Prabowo dulunya. Gelombang perubahan ini, merupakan peluang baik untuk PKS, Nasdem dan PD.

Jila ingin ada lembaga yang bisa memberhentikan presiden jika melanggar UU, maka harus kembali ke UUD 45 yang asli. Jika ASN mau diberdayakan tentu Pilih menteri yg mendukung program perubahan ini.

Partai lainnya masih berada pada koalisi pemerintah (plat merah), tapi dibawahnya banyak yang mendukung koalisi perubahan (plat putih). Ini juga peluang bagi ke-3 partai pengusung Anies. Bukan tidak mungkin ada lagi partai pendukung plat merah bergabung dengan partai plat putih.

Seandainya Anies tidak bisa nyapres, akibat berbagai alasan (alternatif terburuk di semoga tidak terjadi). Dampaknya buat partai pengusung tetap positip, akan semakin besar pendukungnya bahkan diprediksi bakal menjadi partai besar kelak. Jika ada parti pengusung yg terjegal misalnya, tidak serta merta partai tersebut ikut koalisi sang penjegal.

Kejadian ini tentu tidak diharapkan, kembali pada asumsi “partai manapun yang mengusung Anies akan berkembang”.

Bandung, Mei 2023