Jokowi Akhirnya Menyerah

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Kunjungan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto kepada SBY dan Partai Demokrat sangat mengejutkan, sekaligus mengubah arah peta perpolitikan di Indonesia. Ini berbeda dengan pertemuan antara Partai Nasdem dan PKS dengan Airlangga Hartarto tempo hari. Kunjungan Partai Koalisi yaitu PKS dan Nasdemlah yang mengunjungi Airlangga, sedangkan kali ini Airlangga lah yang justru mengunjungi SBY dan Partai Demokrat, sebagai salah satu dari Partai Koalisi. Bahkan dalam kunjungan itu juga disertai oleh para petinggi Parta, Sekjen Golkar, Lodewijk F. Paulus dan beberapa Ketua.

Kunjungan Airlangga ini memang dipastikan membawa misi yang sangat penting. Kunjungan Airlangga ini juga menunjukkan bahwa Jokowi sudah mulai menyerah untuk mengatur-atur partai koalisinya, apalagi setelah Jokowi ditelikung dari belakang dengan Pencapresan Ganjar Pranowo oleh PDIP tanpa sepengetahuannya.

Walaupun secara detail kita tidak bisa menerka apa misi-misi beliau, tapi dari statemen akhir yang disampaikan oleh Ketua Umum, AHY yang didampingi oleh Airlangga (dengan penuh senyum), bisa ditangkap beberapa poin, yaitu :

Pertama, Akhirnya Anies “diberi ruang” untuk ikut kontestasi di Pilpres 2024 setelah sebelumnya Jokowi berkeras Anies akan dijegal melalui berbagai cara agar tidak bisa ikut Pilpres 2024.

Ini terbaca dari statemen akhir AHY tentang kemungkinan Anies maju Pilpres. Ketika AHY ditanya tentang peluang Anies maju di Pilpres 2024, jawaban beliau adalah : “Setiap warga negara Indonesia berhak untuk memilih dan dipilih”. Artinya tidak boleh ada warga negara yang dijegal untuk maju nyapres. Berarti Anies dipastikan akan maju Pilpres.

Baca juga:  Laporan Fadli Zon ke Polisi Belum Diproses, Penegakan Hukum Era Jokowi Makin Suram

Kedua, Golkar ada kemungkinan besar bergabung dengan Koalisi Perubahan.

Anies pernah berkata bahwa ada 1-2 partai yang akan bergabung dengan Koalisi Perubahan. Partai peserta Pemilu 2024 yang sudah menyatakan bergabung adalah Partai Ummat. Partai kedua yang masih jadi teka-teki mungkin Partai PKB atau Partai Golkar. Selain itu Golkar tidak mungkin bergabung dengan PDIP untuk dukung Ganjar, juga banyak kader kedua partai itu maupun akar rumputnya telah mendukung Anies Baswedan, jadi sangat mungkin kedua partai itu bergabung dengan koalisi perubahan. Jika Golkar bergabung, maka secara persyaratan PT sangat gemuk, yaitu sekitar 40,66%. Walaupun Demokrat akan dibegal Moeldoko. PKS+Nasdem+Golkar masih punya PT = 29.55 %

Ketiga, Dengan kunjungan Airlangga ke Partai Demokrat, berarti Partai Demokrat pimpinan AHY masih akan tetap eksis.

Ada kemungkinan kunjungan Airlangga ke SBY atas restu Jokowi. Jika benar, berarti “kudeta” Partai Demokrat oleh Moeldoko (baca : Jokowi), tidak berlanjut. Koalisi Perubahan tetap solid.

Keempat, Airlangga mungkin tengah melobi Partai Demokrat agar Cawapres Anies dari Golkar.

Dengan belum dipilihnya cawapres Anies, ada kemungkinan menunggu bergabungnya Golkar ke koalisi Perubahan. Jika cawapres Anies dari Golkar, bisa Cawapresnya Airlangga Hartarto atau mungkin Ridwan Kamil, sehingga kekuatan Koalisi Perubahan makin kuat. Dan KPK hampir dipastikan akan mengurungkan niatnya untuk mentersangkakan Anies.

Baca juga:  Jokowi akan Bergabung di PSI?

Kelima, Airlangga bisa jadi diutus Jokowi ke Partau Demokrat karena kekecewaan Jokowi atas pencalonan Ganjar yang walaupun setelah dicapreskan Ganjar tidak didukung relawannya sendiri.

Jokowi mungkin membaca kemungkinan Ganjar akan kalah di Pilpres 2024 karena elektabilitasnya sangat rendah (secara real) walaupun oleh para tukang survey pelacur elektabilitas Ganjar selalu teratas.

Jika perolehan suara Anies tinggi dan perbedaannya dengan perolehan suara Ganjar maupun Prabowo sangat signifikan, ini akan sulit dilakukan kecurangan, apalagi jika capresnya 3 paslon, akan lebih sulit lagi.

Oleh karena itu, pada saatnya nanti para relawan Anies harus berjuang dan bekerja terus memantau, mengcopy, merekam dan mendata setiap perubahan perolehan suara secara detail untuk dijadikan bukti fisik. Insya Allah, kecurangan akan bisa diatasi tanpa harus masuk MK. Satu hal lagi, harus diantisipasi agar terbunuhnya 894 petugas KPPS secara misterius tidak terulang lagi.

Semoga kemenangan berpihak kepada kebenaran, semoga kemenangan berpihak kepada Anies Baswedan.

Bandung, 9 Syawwal 1444