Pengkhianat PPP

Oleh : Sholihin MS

PPP adalah identik dengan partai Islam. Di zaman rezim Soeharto PPP pernah berazaskan islam, bukan Pancasila seperti partai-partai lain. PPP disebut sebagai partai warisan para ulama. Bahkan ulama seperti KH Idham Khalid, KH Maimoen Zubair pernah menjadi bagian dari PPP. Para Ketua Umum PPP mulai MS Mintareja, Jaelani. Naro, Hamzah Haz, Ismail Hasan Meterium, Suryadarma Ali tetap komit dengan perjuangan Islam. Mungkin baru di era Romahurmuzy, Suharso Manuarfa, dan Mardiono PPP terlalu condong dengan politik praktisnya daripada perjuangan amar ma’ruf nahi munkar. Mereka bertiga ini telah membawa PPP kehilangan jati dirinya sebagai partai berlambang Ka’bah dengan mendukung Penguasa zhalim. Dan di tangan Mardiono kehancuran PPP disempurnakan dengan mendukung Partai Penista Islam dan Calon yang tidak Islami.

Sebagai partai yang berlambang Ka’bah sangat tidak pantas mendukung calon pemimpin yang sama sekali tidak memenuhi kriteria pemimpin : shiddiq-amanah-tabligh-fathonah. Ganjar itu selain nol prestasi juga bagian dari penistaan Islam, dia penkmat video porno dan pernah mengolok-olok suara adzan.

Apa kebaikan Ganjar bagi Islam dan umat Islam ? Ganjar itu cuma petugas partai penista Islam dan boneka penjajah China ? Mardiono sebagai Plt Ketum telah berkhianat kepada Islam kepada para pendiri partai, kepada para ulama, dan umat Islam yang masih cinta kebenaran.

Sungguh sangat naif hanya karena urusan kursi, urusan bantuan materi, urusan takut diperkarakan di depan hukum rela *menjual* partai kepada musuh Islam. Semuanya hanya urusan dunia-dunia-dunia dan hawa nafsu.

Sebelum PPP hancur total, wajar jika sudah diwacanakan Munaslub. Mardiono adalah orang yang berbahaya yang akan menghancurkan PPP dari dalam.

Mari kita tegakkan amar ma’ruf nahi munkar, apa pun resikonya!

Bandung, 7 Syawal 1444