Xi Jinping Pengendali Pilpres 2024

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Gagal rekayasa perpanjangan masa jabatan dan menghentikan pilpres 2924, Xi Jinping menerapkan opsi kekuatan para Taipan khususnya 9 naga bermain dengan cara lain tetap memainkan peran sebagai pengendali.

Memberikan amunisi percaya diri dan nyali kepada Megawati bersama Joko Widodo, bahwa : “Kekuasaan pemerintahan di tangan mereka,  dana tersedia, mesin birokrasi terkendali, teknologi dikuasai, parpol oportunis akan ikut, masyarakat sudah apatis tpi pragmatis, tidak  ada kontrol dari pihak manapun”. ( Ichsanuddin Noorsy )

Bantuan tak terbatas China dan tangan-tangannya di Indonesia yaitu para Taipan dan Pemimpin-Pemimpin Pengkhianat Bangsa, adalah Ex Officio pemain politik yang sesungguhnya.

Tidak aneh semua percaturan politik di tanah air akan konek dengan para Taipan Oligarki dan kekuatan dari luar sebagai penentunya.

Jokowi masih memiliki power sebagai Presiden, diarahkan untuk mengandangkan Prabowo ataupun Anies, apabila di anggap membahayakan skenario mereka

Pencapresan Ganjar oleh PDIP hari ini, Jumat 21 April 2023, seolah olah telah mengirimkan pesan yang berlapis-lapis. Seperti “cluster bomb” (bom klaster) yang bertujuan untuk mengenai banyak target. Dan benar semua tenggelam dalam kendang permainan mereka.

Permainan mereka tidak lebih hanya sandiwara berebut pengaruh pada tuan tuan mereka. Setelah beberapa kader inti partai mendapat training politik di Beijing.

Di atas kertas, rencana Pilpres 2024 adalah pesta oligarki yang paling menyenangkan. Karena siapapun Presiden terpilih, harus tetap sebagai boneka oligarki dan mereka tetap menjadi pemenang, penguasa dan pengendaliannya

Yang lebih menjadi fokus partai sesungguhnya bukan soal capres dan cawapres yang memiliki kemampuan, wawasan dan visi kebangsaan apalagi seorang negarawan. Tetapi yang memenuhi keinginan para tuan tuan Oligarki karena terkait imbalan akses dana yang harus diperebutkan.

Hampir semua partai berkepentingan terhadap akses dana politik dari oligarki untuk membesarkan partai, biaya Pemilu, meningkatkan suara partainya masing. Dari sini partai akan diarahkan kemana dukungan partai harus dilakukan.

Pilpres 2024 sesungguhnya bentuk lain perang proxy tanpa senjata fisik tetapi berupa serangan politik yang lebih mematikan, kondisi ini ada dalam kendali Xi Jinping, sebagai pimpinan tertinggi para Taipan Oligarki, sekaligus sebagai pengendali pilpres 2024.

Akhirnya, yang benar-benar akan beroposisi dengan rezim dan oligarki bukanlah Partai Politik, melainkan rakyat secara langsung yang direpresentasikan dari kekuatan politik
kerakyatan (rakyat semesta).

Akan muncul dikendalikan dengan kekuatan gerakan perubahan, gerakan para aktivis, dan kekuatan penyeimbang dari elemen rakyat lainnya, yang sudah muak dengan permainan kotor rezim dan petinggi partai di negara ini.

Bahaya capres boneka yang terang terangan dan fulgar akan dimunculkan kembali, harus dihentikan dengan kekuatan people power atau revolusi.