Amplop Berlogo PDIP Dibagikan di Masjid, Mujahid 212: Polisi dan Aparatur Berwenang Harus Bertindak Cepat

Polisi dan aparat terkait harus bertindak cepat atas kelakuan politisi PDIP asal Madura yang membagikan amplop berlogo Banteng Moncong Putih kepada jamaah masjid.

“Polisi dan aparatur yang berwenang harus bertindak cepat karena jika ada kaitannya dengan kepentingan pemilu,” kata Aktivis Mujahid Damai Hari Lubis kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (26/3/2023). “Jangan kotori masjid dengan perbuatan haram terlebih di bulan suci Ramadhan,” jelasnya.

Menurut Damai, tindakan yang dilakukan politisi PDIP asal Madura termasuk politisasi agama. “Padahal masjid tidak boleh dipakai untuk kampanye,” jelas Damai.

Ia membandingkan Anies Baswedan yang datang ke masjid untuk shalat Jumat tetapi dituding melakukan politisasi agama. “Anies tidak kampanye hanya menjalankan shalat Jumat,” papar Damai.

Beredar sebuah video merekam bagi-bagi amplop berwarna merah di sebuah masjid. Seorang pria membagikan amplop ke pada jemaah hadir.

Video itu diunggah akun Twitter @PartaiSocmed. Pada amplop merah itu terdapat logo kepala banteng khas PDIP. Juga foto Plt Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep, Ahmad Fauzi. Di unggahan lainnya, terlihat isi amplop terdiri dari dua lembar uang Rp100 ribu dan dua lembar uang Rp50.000.

Said Abdullah memberikan klarifikasinya soal video yang beredar. Dia menyebut, amplop itu adalah bagian dari zakat.

“Itu zakat gua, salah ngasih zakat?” katanya saat dihubungi Ahad (26/3) dikutip dari merdeka.

Said mengatakan, setiap tahunnya pemberian zakat itu memang selalu dia lakukan. Termasuk ketika Covid-19 melanda Tanah Air.

“Itu tiap tahun, always. Coba cek tahun lalu ada juga kaya gitu, tapi enggak ada yang angkat media tahun kemarin. 2 Tahun yang lalu ketika covid sama, itu zakat mal,” katanya menjelaskan.

Dia menjelaskan, jika pemberian zakat mal kemudian jadi persoalan, maka kacaulah kehidupan berbangsa di Indonesia. Bahkan sebelumnya, dia juga menyalurkan 175 sembako yang di dalam ada zakat mal.

“Kalau zakat mal dilarang di republik ini repot. Kalau ngasih zakat ke rakyat enggak boleh, gila aja republik, Rukun Islam. Itu kan di declare di media. Di Madura itu 175 sembako di antaranya di dalam ada zakat mal,” jelasnya.

Soal salah satu foto pada sampul amplop bergambar dirinya, Abdullah punya pendapat sendiri. Dia memang ingin menunjukkan zakat itu darinya.

“Lah gua kan dari PDIP, gua kader PDIP. Gua tunjukin kader PDIP bayar zakat juga dong. Seluruh kader PDIP diwajibkan mengeluarkan zakat bagi yang mampu,” katanya.

Apalagi, katanya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga memerintahkan kader turun ke bawah. Lalu, katanya, soal kegiatan dari turun ke bawah itu bisa dilakukan dengan macam-macam cara.

“Ada yang bagi-bagi sembako, coba cek sembako di Madura Masyarakat Madura senang. Masyarakat lagi susah, masyarakat dibantu mau dijadikan drama di media Masya Allah,” katanya menyesalkan.

Soal unggahan yang juga ditautkan akun Twitter Bawaslu, dia mengaku tak mau bereaksi berlebihan.