Jokowi Buta Sejarah?

Oleh: Sholihin MS (Pemerhati Masalah Sosial dan Politik)

Berkali-kali Jokowi membuat keputusan yang bukan saja kontroversial tapi tidak berkaca kepada sejarah dan menyakiti bangsanya sendiri, khususnya TNI dan umat Islam. Ada beberapa keputusan Jokowi yang kontroversial:

1. Pembangunan monumen Po An Tui, seorang pengkhianat dari China yang melakukan pembantaian rakyat Indonesia, tapi dinobatkan jadi Pahlawan.

2. Penerbitan Keppres tentang Hari Lahir Pancasila. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila bahwa: Pertama : Menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Padahal, Hari Lahir Pancasila adalah 18 Agustus 1945.

3. Keputusan Presiden bahwa Pemerintah Indonesia harus meminta maaf kepada PKI karena PKI dikatakannnya sebagai korban dan Pemerintah harus menyantuni mereka. Padahal, PKI adalah pelaku bukan korban. PKI telah melakukan pembantaian kepada para ulama, santr-santri dan 6 Jenderal dan 1 Kapten yang dibuang ke Lubang Buaya. Bagaimana mungkin PKI yang sangat sadis itu sebagai korban ? Jokowi benar-benar buta sejarah.

4. Jokowi selalu menekan dan mendiskreditkan para ulama dan umat Islam, dan umat Islam diposisikan sebagai musuh. PadahalŲŒ yang paling berjasa dalam memerdekaan negeri ini adalah para ulama dan umat Islam.

5. Membuka hubungan dengan Israel, dan berani menerima Timnas Israel untuk berlaga di Indonesia. Padahal, Soekarno sendiri, seorang Presiden yang sangat hebat dan disegani dunia, tapi tidak berani menerima Timnas Israel datang ke Indonesia. Tahun 1957, Soekarno perintahkan Timnas Indonesia tolak tanding melawan Timnas Israel. Ini Jokowi, siapa itu Jokowi, presiden yang tidak punya legitimasi dari rakyat, tapi berani menerima Timnas Israel. Benarkah Jokowi buta sejarah ?

Kenapa Indonesia harus menolak Israel ?
Israel adalah negara penjajah Palestina yang telah melanggar UUD 45. Bukan saja penjajah, tapi perlakuan tentara Isrel sangat kejam kepada rakyat Palestina.

Dalam aturan hukum perang di mana pun di dunia ini, pasukan tidak boleh menyerang anak-anak, orang tua, kaum wanita, dan orang yang sudah menyerah.Tapi Israel begitu kejamnya kepada mereka. Dan Israel adalah sebuah negara yang tidak pernah patuh kepada Resolusi PBB. Israel adalah negara yang sangat arogan.

Dari zaman kemerdekaan, Indonesia selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina sebagai bangsa terjajah. Palestina termasuk negara yang mendukung kemerdekaan Indonesis dari awal-awal. Bangsa Palestina menganggap bangsa Indonesia sebagai saudara. Hubungan baik Indonesia Palestina selama masa 6 Presiden selalu dijaga dengan baik. Termasuk Gusdur juga hanya menjalin hubungan perdagangan. Itu pun ditentang oleh mayoritas umat Islam. Lalu kenapa Jokowi dengan arogannya berhubungan dengan Israel penjajah terkutuk ?

Dikutip dari wikipedia bahwa 70% rakyat Indonesia tidak setuju menjalin hubungan dengan Israel.

Menurut jajak pendapat BBC World Service tahun 2013, 70% responden Indonesia melihat pengaruh Israel secara negatif dan 12% secara positif.

Menjalin hubungan dengan Israel berarti :

Pertama, Melegalkan penjajahan (ini bertentangan dengan UUD ’45 :
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Kedua, Menyakiti bangsa Palestina sebagai bangsa yang terjajah dan terzhalimi

Ketiga, Menyakiti hati umat Islam seluruh dunia

Keempat, Akan berdampak buruk bagi Indonesia dalam hubungannya dengan negara-negara Islam

Indonesia bisa dikucilkan oleh negara-negara Islam.

Jadi jika pemerintah Indonesia nekad memberi ruang dengan memperbolehkan Israel mengikuti turnamen internasional di Indonesia, ini adalah kebodohan Jokowi sebagai Presiden yang buta sejarah dan tidak paham bagaimana sakitnya hati umat Islam seluruh dunia.

Benarkah Jokowi tidak paham sejarah ? Jangan sejarah dunia, sejarah negeri sendiri tidak paham. Jangan-jangan, kegemaran Jokowi baca komik karena tidak suka baca buku sejarah ? Buktinya, kebijakannya kok melawan sejarah ?

Bandung, 23 Sya’ban 1444