Sebut Ada Parpol tak Lolos Pemilu 2024 Terafiliasi Jaringan Teroris, Muslim Arbi: BNPT Terlalu Membuat Sensasi

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlalu membuat sensasi dengan menyebut partai politik (parpol) yang tidak lolos Pemilu 2024 terafiliasi dengan jaringan teroris.

“Saya menduga parpol yang disebut BNPT terafiliasi jaringan teroris itu Partai Dakwah besutan Ustadz Farid Okbah. BNPT terlalu membuat sensasi menyebut ada parpol tak lolos pemilu 2024 terafiliasi jaringan teroris,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (14/3/2023).

Menurut Muslim, teroris yang sebenarnya itu Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah membunuh anggota TNI-Polri dan warga sipil. “OPM jelas ideologi melawan Pancasila dan ingin memisahkan dari NKRI,” paparnya.

Muslim khawatir, pernyataan BNPT bisa mengarah partai yang berideologi Islam. “Isu terorisme sangat liar dan bisa mengarah ke kelompok Islam apalagi ada buzzer yang menyebut kelompok yang berseberangan dengan pemerintah dengan kadrun,” jelas Muslim.

Kata Muslim, BNPT tidak perlu membuat pernyataan yang memunculkan kontroversi di masyarakat. “Teroris di Indonesia selalu diidentikan dengan masyarakat Islam,” papar Muslim.

BNPT mengungkapkan ada pihak yang terafiliasi kelompok terorisme masuk menjadi anggota partai politik (parpol).

Hal itu dipaparkan Kepala BNPT Boy Rafli Amar saat ditemui dalam dialog kebangsaan BNPT, KPU, dan Bawaslu bersama partai politik di Hotel The St. Regis Jakarta, Senin (13/3).

“Terafiliasi ya. (Parpolnya) Tidak lolos verifikasi. Karena ya memang kita sudah dapat masukan-masukan dari awal dan Insya Allah yang lolos ini adalah sifatnya clear. Jadi yang beberapa tidak lolos itu yang hari ini kami katakan ada indikasi,” ujar Boy.

Boy menyebut ada satu parpol yang memiliki anggota terafiliasi dengan kelompok terorisme. Menurut dia, parpol tersebut tidak masuk dalam jajaran peserta politik 2024 mendatang.

Ia tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai identitas parpol tersebut.

Lebih lanjut, Boy mengatakan hal itu menjadi perhatian agar kelompok intoleran tidak membuat partai baru di kemudian hari.

“Kita harus jaga ke depan, jangan sampai nanti membentuk partai baru, tetapi ternyata pengurusnya itu latar belakangnya adalah kelompok intoleran, radikal, terorisme. Background pengurus ya. Belum lagi platform-nya, jadi platform azas partai tentu tidak boleh lepas dari ideologi negara Pancasila. Itu aja yang harus kita jaga,” jelas Boy.

Sebelumnya, dalam acara diskusi, Boy membenarkan adanya indikasi teroris yang akan menyusup dalam pemilu 2024.

Ia menjelaskan strategi from bullets to ballots atau dari peluru ke kotak suara yang menjadi siasat kelompok intoleran masuk ke dalam sistem demokrasi.

“Tidak mungkin saya bilang tidak ada. Tapi yang benar itu ada. Ada itu sudah ada perubahan strategi dari peluru ke kotak suara. Perubahan strategi ini adalah satu siasat jaringan-jaringan yang terafiliasi termasuk kelompok intoleran untuk bisa menjadi bagian dari pesta demokrasi, masuk dalam sistem demokrasi kita,” jelas dia.

Boy mengklaim pihaknya dilibatkan dalam proses verifikasi parpol.

Selain itu, BNPT juga diminta klarifikasi mengenai adanya partai-partai baru tertentu yang diindikasikan calon pengurusnya terafiliasi ke kelompok-kelompok jaringan teroris.