Pemimpin Indonesia ke Depan Harus yang Bener, Tidak seperti Sekarang

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Masalah Sosial dan Politik)

Menjadi seorang pemimpin yang akan mengelola sebuah negara besar seperti Indonesia harus memenuhi segala kualifikasi, kompetensi, karakter, dan keinginan kuat untuk memajukan negara dan rakyat Indonesia. Minimal harus memiliki 12 karakter/kemampuan :
1. Ikhlas karena niat ibadah kepada Allah
2. Mandiri dan berdaulat, tidak bergantung pada oligarki (taipan) dan kekuatan Asing lain
3. Amanah dan menepati janji
4. Jujur dan lurus
5. Selalu mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan diri dan keluarganya
6. Berlaku adil bijaksana dalam menerapkan hukum
7. Cerdas dan inovatif
8. Cakap dalam mengelola negara
9. Membangun suasana religius dan mentaati Allah dan Rasul-Nya
10. Mengayomi semua golongan, pemeluk agama dan etnis yang telah menjadi WNI yang sah
11. Cakap berbahasa Inggris
12. Mampu berdiplomasi dengan dunia internasional

Pemimpin saat ini, satu pun tidak ada yang terpenuhi kriteria di atas, bagaimana mungkin Indonesia bisa maju. Coba bandingkan dengan Anies Baswedan, sangat jauh bedanya. Anies memiliki semua karakter di atas, sehingga jika Anies Presiden insya Allah Indonesia akan maju, sejahtera, adil dan makmur. Berbeda jauh sekali jika dibandingkan dengan presiden saat ini.

Permasalahan di Indonesia saat ini disebabkan para pejabat KPU dan Bawaslu yang tidak kompeten, profesional, dan akhlak dan moralnya sudah rusak karena orientasinya hanya nurut rezim topangan oligarki taipan. Para pejabat KPU dan Bawaslu yang mudah disuap menjadikan produk-produk KPU tidak berwibawa dan bermasalah. Masa ada calon yang ijazahnya palsu bisa lolos ?

Mari kita uraikan sedikit poin-poin di atas :

Pertama, Ikhlas dan diniatkan untuk ibadah kepada Allah

Ikhlas dalam pengertian tujuannya hanya karena mencari ridha Allah, dan segala ucapan, sikap, dan tindakannya untuk melaksanakan ibadah kepada Allah. Ikhlas lawannya pencitraan.

Kedua, Mandiri dan berdaulat, tidak bergantung pada oligarki (taipan) dan Kekuatan Asing mana pun

Jika pemimpin punya ketergantungan atau berhutang jasa kepada pihak lain, maka jiwa kemandiriannya dalam memimpin negara tidak bisa leluasa, malah bisa jadi segala ucapan dan tindakannya dikendalikan pihak lain. Pemimpin hanya jadi pion atau boneka oligarki taipan atau kekuatan Asing lain.

Ketiga, Amanah dan menepati janji

Biasanya yang banyako janji itu ciri orang yang tidak amanah. Hindari capres yang banyak janji. Dulu Jokowi pernah berjanji sampai 66 poin, satu pun tidak ada yang ditepati. Setiap janji itu hutang, jika tidak ditunaikan di dunia akan ditagih di akhirat.

Keempat, Jujur dan lurus
Jujur dalam ucapan artinya tidak suka berbohong; jujur dalam tindakan artinya tidak suka menipu dan merekayasa; jujur dalam hal pekerjaan dan keuangan artinya tidak korupsi. Pemimpin yang suka berbohong dan menipu dipastikan akan membawa seluruh aparat di bawahnya menjadi tukang bohong, tukang tipu, dan tukang korupsi (koruptor)

Kelima, Selalu mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan diri dan keluarganya

Kemajuan, kesejahteraan, dan kesetaraan rakyat menjadi prioritas utama mengalahkan kepentingan diri dan keluarganya.

Keenam, Berlaku adil bijaksana dalam menerapkan hukum

Adil dalam pengertian menjalankan hukum sama kepada semua warga negara, tidak menindas rakyat kecil dan oposisi, mengistimewakan para pejabat tinggi, keluarga, atau pendukungnya. Bijaksana artinya harus melihat motivasi dan latar belakang orang berbuat melanggar hukum dan tingkat keterlibatannya sejauh mana.

Ketujuh, Cerdas dan inovatif
Cerdar artinya selalu tepat dalam menangani suatu permasalahan, melihat keterkaitan sekelilingnya, solutif dan selalu berorientasi ke depan yang lebih baik dan maju. Inovatif artinya selalu menciptakan perubahan dan kreativitas sesuai tantangan dan tuntutan lokal, nasional, regional dan global.

Kedelapan, Cakap dalam mengelola negara

Cakap dalam memanage roda pemerintahan, merencanakan dan membangun infrastruktur ekonomi dan pembangunan, mengelola sumber daya manusia, pamanfaatan sumber daya alam, pengelolaan ekonomi, pengaturan keuangan negara (pemasukan, pemakaian dan pengeluaran), pengelolaan pendidikan, pengelolaan hubungan antar warga negara, dan hubungan internasional.j

Kesembilan, Membangun suasana religius untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya

Bagi umat Islam selalu ditumbuhkan suasana religius dan dan menciptakan kemudahan bagi umat Islam yang akan mengamalkan ajaran Islam. Hilangkan sikap islamopobia. Bagi yang non-muslim diberikan kebebasan untuk menjalankan amal ibadah mereka.

Kesepuluh, Mengayomi semua golongan, pemeluk agama dan etnis yang telah menjadi WNI yang sah

Toleransi adalah sikap saling menghornati pemeluk agama lain dengan tidak membuat dikotomi dan sekat-sekat sebagai sesama warga Indonesia. Masalah akidah dikembalikan kepada orang/kelompok yang bersangkutan

Kesebelas, Cakap berbahasa Inggris

Kecakapan berbahasa Inggris harus menjadi persyaratan utama, terutama di era globalisasi di mana warga Indonesia akan bergaul dengan warga dunia. Apalagi bagi seorang capres, idealnya adalah memiliki kemampuan bahasa Inggris, baik aktif maupun pasif

Kedua belas, Mampu berdiplomasi dengan dunia internasional

Menjalin hubungan internasional menjadi keharusan sebuah negara, karena Indonesia adalah bagian dari warga dunia. Hubungan internasional ini bakal terhambat jika kemampuan bahasa Inggris pemimpinnya belepotan. Selain tidak percaya diri, terhambat berkomunikasi,q juga bisa dipermalukan.

Insya Allah, Anies Baswedan adalah pilihan tepat untuk Presiden selanjutnya.

Bandung, 17 Sya’ban 1444