Benarkah AHY akan Menduduki Menpora? Waspadalah!

Santer pemberitaan di medsos bahwa AHY akan menduduki jabatan Menpora yang ditinggalkan oleh Zainudin Amali yang mengundurkan diri. AHY tentu sangat layak menduduki jabatan tersebut. Hanya saja, jika AHY menjadi Menpora, peluang menduduki posisi sebagai Cawapres Anies bisa gagal, karena sudah tidak fokus lagi kepada urusan copras-capres. Bahkan juga bisa koalisi perubahan gagal.

Jika benar pemberitaan yang beredar di medsos (termasuk pemberitaan KOMPAS.com), tentu sangat disayangkan. Mengapa ? Karena masuknya AHY kedalam rezim Jokowi akan melemahkan kehosivitas dan kekuatan koalisi Partai Perubahan. Rezim Jokowi tentu ingin Koalisi Partai Perubahan bukan saja lemah, tapi bubar sehingga Anies tidak jadi nyapres di 2024. Dan ini tujuan utama Jokowi dari tawaran itu.

Kita belum bisa melupakan bagaimana rezim Jokowi merayu PKS dengan segala cara untuk meninggalkan Anies : tawaran untuk menduduki dua kursi Menteri bahkan tawaran uang, tujuannya supaya Koalisi Partai-partai pengusung Anies batal untuk mencapreskan Anies. Bersyukur PKS bukan partai yang mata duitan dan ambisi jabatan, sehingga dengan kepala tegak menolak semua tawaran rezim Jokowi.

Akankah hal yang sama akan disodorkan kepada AHY dan Partai Demokrat, agar AHY menduduki jabatan Menpora ? Semoga AHY dengan kepala tegak dan tegas menolak tawaran itu, sebagaimana penolakan PKS. Rakyat akan sangat marah jika AHY menerima tawaran itu.

Baca juga:  Ganjar Tipe Pemimpin Jorok

Ini dampak buruk jika AHY menerima tawaran itu :

Pertama, Koalisi Partai Perubahan akan bubar, minimal tidak punya taring lagi. Begitu masuk kabinet, AHY akan disibukkan dengan berbagai persoalan rezim, bisa jadi AHY tidak bisa keluar lagi dari perangkap istana. Ingat, semua aktivis yang tadinya vocal terhadap kebenaran begitu masuk lingkaran istana berubah 180⁰ menjadi musuh kebenaran.

Kedua, AHY akan diperalat untuk mengadu domba dan menjatuhkan Anies.

Karakter rezim Jokowi dan para buzzer-nya selalu mencari kesalahan Anies, tidak mengakui prestasi Anies, dan ingin menjebloskan Anies ke penjara. Jika AHY masuk kabinet ada kemungkinan bisa berbalik arah menjadi musuhnya Anies karena mengikuti kemauan istana.

Ketiga, Rezim Jokowi sudah kehilangan legitimasi rakyat, ibarat kapal sudah mau karam sehingga masuk kabinet pemerintahan Jokowi tidak menambah apa pun selain keburukan.

Rakyat sudah sadar betapa jahatnya Jokowi. Bukan rakyat saja, dunia internasional sudah banyak yang tidak percaya lagi terhadap pemerintahan Jokowi. Elon Musk yang sangat kaya raya dan sangat dikagumi Jokowi, sehinghg Jokowi fan Luhut sampai terbang ke Amerika untuk menawarkan investasi di Indonesia, eh tapi malah menanamkan sahamnya di Thailand dan Malaysia. Jokowi sudah tidak dipercaya karena tukang bohong. Bagi investor Asing, Vietnam jauh lebih baik daripada Indonesia untuk menanamkan sahamnya.

Baca juga:  Beredar Kabar Airlangga Tawari AHY Menjadi Cawapres, Anies Gagal Jadi Capres?

Keempat, Lingkaran istana sudah teracuni oleh uang haram oligarki taipan sehingga sudah tidak bisa lagi melihat dan mengucapkan kebenaran. Jika AHY masuk lingkaran istana, hampir dipastikan akan teracuni juga. Maka nasibnya tidak jauh beda dengan politisi hitam yang lain.

Kelima, Jika AHY masuk kabinet Jokowi, kemungkinan besar koalosi perubahan bubar dan Anies gagal nyapres

Inilah tujuan utama Jokowi menawarkan posisi Menpora ke AHY. Jadi bukan sebuah penghargaan apalagi penghormstan kepada AHY dan Partai Demokrat, tapi semata-mata jebakan batman.

Jangan percaya Jokowi. Orang licik sampai kapan pun akan tetap licik. Jika kita tidak ekstra hati-hati menghadapi orang licik seperti ini, kita terperangkap masuk jurang. Orang yang tidak punya ijazah asli tapi tidak mengakuinya (malah buang-buang waktu menghadirkan orang dekatnya untuk bersaksi di pengadilan, tapi bohong), padahal dia telah memaksa untuk memimpin rakyat di negeri Indonesia yang besar ini. Orang macam apakah Jokowi itu ?

Hanya kekuatan iman dan moral yang bisa menolak bujuk rayu iblis. Semoga Koalisi Perubahan tetap solid, kokoh dan harmonis.

Bandung, 13 Sya’ban 1444
Sholihin MS