Praktisi Spiritual: Prabowo Subianto Secara Garis Tangan Menjadi Capres Seumur Hidup

Prabowo Subianto secara garis tangan hanya menjadi calon presiden (capres) seumur hidup. Prabowo mempunyai garis tangan mengantarkan orang-orang menjadi presiden Indonesia.

“Secara garis tangan, Prabowo capres seumur hidup. Beliau tidak bisa menjadi presiden Indonesia,” kata praktisi spiritual Ki Surau dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (1/2/2023).

Menurut Ki Surau, ada kutukan dari Soeharto ke Prabowo yang menyebabkan mantan Danjen Kopassus itu tidak bisa menjadi Presiden Indonesia. “Kutukan Soeharto ke Prabowo terkait masalah ke Istrinya,” papar Ki Surau.

Ki Surau mengatakan, Prabowo berupaya untuk menjadi presiden Indonesia tetapi alam tetap menolaknya. “Prabowo tidak bisa menolak kekuatan alam yang tidak menginginkan ia menjadi presiden Indonesia,” jelas Ki Surau.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan Ketua Umum Prabowo Subianto merupakan satu-satunya calon presiden dari Gerinda untuk Pilpres 2024.

Menurut Muzani, keputusan Prabowo sebagai capres Partai Gerindra telah ditetapkan pada rapat pimpinan nasional partai yang digelar pada 12 Agustus 2022.

“Pada Rapimnas 12 Agustus yang lalu kita telah memutuskan bahwa capres Gerindra hanya satu nama, satu itu artinya tunggal, tidak ada nama lain yaitu Prabowo Subianto,” kata Muzani saat acara peluncuran nomor urut Partai Gerindra sebagai peserta Pemilu 2024 di Banda Aceh, Selasa (20/12), dikutip dari keterangan pers.

Karena itu, lanjut Muzani, jika ada yang mengaku sebagai capres Gerindra, berarti ilegal.

Keputusan Prabowo sebagai capres tunggal Gerindra telah disepakati seluruh kader partai.

“Jika ada orang yang mengaku jadi capres dari Gerindra, jelas itu ilegal,” tambahnya.

Muzani meminta seluruh pengurus partai mengkampanyekan pose dua jari sesuai nomor urut 2 Partai Gerindra. Ia juga meminta kader untuk segera mensosialisasikan nomor urut 2 dalam setiap pemasangan baliho dan bendera partai.

“Kita ingin nostalgia karena itu mengingatkan kita dengan proses pemilu sebelumnya yang identik dengan pose dua jari,” ucapnya.