Sepuluh Tantangan Relawan Anies Baswedan

Membanggakan. Itu satu kata yang banyak orang jujur mengapresiasi kepada para relawan Anies. Istilah relawan (orang-orang yang rela) bagi para *relawan Anies Baswedan* memang sangat tepat, karena mereka bekerja dan berjuang bukan untuk mendapatkan amplop atau jabatan, tapi ikhlas tidak dibayar justru malah berkorban mengeluarkan dana sendiri. Ini sangat berbeda dengan “relawan” capres-capres lain yang baru mau bekerja kalau ada yang bayar, sehingga istilah relawan tidak tepat, mungkin tepatnya “bayar-wan” (orang-orang bayaran).

Saya ingin mengingatkan kepada para relawan Anies, jika betul-betul ingin sukses dan Anies bisa memenangkan pertarungan bahkan bisa melumpuhkan rezim zhalim dan para oligarki taipan, harus mereevaluasi lagi: niat, langkah, dan tujuan dalam bergerak. Jika salah niat, langkah, dan tujuan, bisa membuat hasil perjuangan tidak maksimal, bahkan gagal.

Ingat, saat ini rezim Jokowi yang ditopang oligarki komunis sedang membuat makar untuk terus menguasai Indonedia. Segala caea akan mereka tempuh, makan jangan sampai kita lengah. Kita harua serius dalam berjuang, bukan senang bet-euforia karena dukungan kepada Anies tang terus membludak.

Ingat, dalam sebuah perjuangan selalu terikat dan terkait dengan kualitas diri, kualitas hubungan kepada Allah, kualitas hubungan kepada sesama manusia dan kualitas mengolah potensi sumber daya manusia (manajemen SDM) dan kualitas mengelola sebuah konflik (manajemen konflik). Oleh karena itu, ada 10 langkah yang harus diperhatikan :

1. Luruskan niat
2. Takwa dan tawakkal
3. Hindari maksiat
4. Taat amir
5. Solidkan persatuan
6. Ikuti gaya Anies
7. Jangan mau disogok
8. Buat strategi pergerakan secara simultan
9. Siap berjihad dengan harta dan jiws
10. Muhasabah secara rutin

Mari kita telaah satu persatu :

Pertama, Luruskan niat semata-mata mencari Ridha Allah

Menjadi relawan artinya siap untuk berjuang, demi apa ? Jika cuma ingin ingin sejumlah uang, atau dapat fasilitas, atau jabatan, sangat rugi. Karena yang dikejar belum tentu dapat, tapi akhirat pasti tidak akan dapat. Jasa sebagai relawan Anies bukan karena memperjuangkan Anies ansich, tetapi kita support karena perjuangan Anies yang ingin membangun bangsa dan negara.

Baca juga:  Lepas Saham Bir, Pemuda Marhaen Betawi: Anies Rugikan Pemprov DKI dan Rakyat Jakarta

Kedua, Takwa dan Tawakkal

Ingat, kekuatan yang sedang kita hadapi adalah kekuatan yang sangat kokoh dan kuat, ibarat benteng besi yang susah tergoyahkan. Bahkan dengan kekuasaannya, merek bisa memutarbalikkan fakta yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar, orang yang baik dinista dan dipenjara, para durjana merajalela, mereka juga bisa mempermainkan hukum yang berlaku. Kekuatan yang demikian hanya bisa dihadapi oleh orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan bertawakal hanya kepada-Nya.

Ketiga, menjauhi maksiat

Maksiat adalah kehancuran dan mendatangkan kemurkaan Allah. Dalam sebuah pasukan, jika ada satu orang yang bermaksiat maka kekuatan pasukan itu menjadi lemah, jika banyak yang bermaksiat, maka kekuatan pasukan itu menjadi hilang. Menghadapi musuh yang sangat kuat _nonsense_ bisa mengalahkan mereka tanpa kekuatan lahir batin yang sempurna.

Keempat, Selalu satu komando dan taat pimpinan

Jika kita sudah berikrar untuk menjadi relawan, tundukkan ego masing-masing, jika pimpinan telah memutuskan yang diawali dengan istikharah dan musyawarah, kita siap untuk _sami’naa wa atha’naa_. Sebagai relawan Anies harus taat kepadaAnies sebagai Amir atau ulama yang dipilih atau diserahi tugas oleh Anies.

Kelima, Jaga persatuan, kesatuan hati, selalu dalam jamaah dan tetap solid”

Kekuatan sebuah pasukan atau jamaah ada pada persatuan dan kesatuan hati. Selama persatuan dan kesatuan hati dijaga, musuh akan bisa dikalahkan. Hindari perselisihan, hilangkan perbedaan dan cari persamaannya. Jika kita bercerai berai, hilanglah kekuatan kita. Oleh karena itu, mereka selalu berupaya memecahbelah umat supaya bercerai berai agar mudah dihancurkan.

Keenam, Ikuti gaya Anies yang cerdas, sabar, santun, merangkul, mengayomi, dan selalu menjadi problem solver

Kiranya para ketua relawan Anies sudah berkali-kali dinaaihati dan diingatkan untuk selalu membangun persahabatan daripada permusuhan, selalu merangkul daripada memukul, membimbing daripada membanting, mengayomi daripada menyatroni. Terbukti sudah, selama Anies memimpin Jakarta selama lima tahun, rakyat Jakarta bisa hidup rukun tanpa gontok:gontokkan dan semua umat beragama menjadi pendukungnya. Tengok saja di Papua yang Katholik, Bali yang Hindu, dan para pendeta Kristen mereka semua mendukung Anies.

Ketujuh, Perangi korupsi dan jangan sekali-kali mau disogok

Baca juga:  Jokowi Maju Kena Mundur Kena

Suatu negara jika membiarkan suap menyuap merajalela, korupsi merasuk ke mana-mana, kezhaliman jadi senjata penguasa, maka negara itu pasti akan hancur. Indonesia saat ini sedang diambang kehancuran di semua aspek kehidupan : agama, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, kedaulatan bangsa dan negara, dan juga kesatuan dan persatuan. Semua itu gara-gara para pejabat dan elit politik sudah hubbud-dunya, menurut pada syahwat hawa nafsu, membiarkan kezhaliman, kebohongan, penipuan, dan kebodohan merasuki para pemimpin kita. Jika tahun 2024 Anies tidak memimpin Indonesia (rezim ini berkuasa lagi), dipastikan Indonesia akan hancur di tangan penjajah China.

Kedelapan, Buat strategi menghadapi masa depan yang sangat mengkhawatirkan

Seluruh elit rezim, seluruh lembaga di bawah rezim, dan semua penegak hukum di bawah rezim sudah rusak dan menjadi kaki tangan oligarki penjajah. Kita harus membangun strategi untuk meng- counter mereka. Bangun terus sinergi, strategi, antisipasi, dan komunikasi sesama relawan Anies Pada saatnya nanti, jika suasana makin chaos, kita sudah punya plan A, plan B, plan C, dst. Jangan sekali-kali kita mau dijajah

Kesembilan, Siap gaungkan jihad Fie Sabilillah

Sebagai bangsa yang bermartabat, tidak ada kata menyerah kepada kezhaliman. Motto kita adalah : hidup mulia atau mati syahid. Persiapkan dari sekarang : harta dan jiwa untuk menghadapi musuh bangsa dan negara. Dilihat dari tanda-tandanya, tampaknya kita menuju penjajahan gaya baru. Saat ini kita sudah dijajah Asing dan Aseng baik ekonomi, politik, budaya, dan sosial. Mungkin tinggal nunggu waktu saja mereka akan menjajah secara teritorial. Jangan lengah dan jangan kendor.

Kesepuluh, Terus lakukan muhasabah (evaluasi diri) baik secara individual maupun kolektif.

Kita harus menjadi pasukan yang rapih, tertib, dan disiplin. Kebenaran yang tidak terbangun secara rapih, akan dikalahkan oleh kejahatan yang tersusun rapih.

Mari kita bahu membahu untuk menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

Selamat berjuang!
Merdeka

Bandung, 15 J. Tsani 1444
Sholihin MS