Ketua Tim Pemenangan Anies di Sumbar Diserang, Ketum ABRI Satu: Mengecam Keras & Minta Polisi Mengusut Tuntas

Polisi harus mengusut atas penyerangan terhadap Ketua Dewan Pimpinan Daerah Relawan Rumah Gadang Sumatera Barat Haji Idris Sanur oleh orang tidak dikenal.

“Kami mengecam keras penyerangan terhadap Ketua Dewan Pimpinan Daerah Relawan Rumah Gadang Sumatera Barat Haji Idris Sanur,” kata Ketua Umum Anies Baswedan Republik Indonesia (ABRI) Satu Syifa Indriani kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (3/1/2023).

Syifa meminta aparat kepolisian untuk mengusut penyerangan terhadap Haji Idris Sanur. “Polisi harus menjalankan presisi sebagaimana yang dicanangkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit,” ungkapnya.

Ia meminta semua relawan Anies untuk mengantisipasi gangguan dari pihak manapun. “Saat ini ada upaya mengganggu kegiatan relawan Anies,” jelas Syifa.

Kata Syifa, para relawan Anies justru makin solid jika ada gangguan ataupun pihak-pihak manapun yang tidak suka terhadap keberadaan pendukung mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta.

“Di media sosial relawan Anies dihujat, dibully dan nampaknya sudah ada main fisik di lapangan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Relawan Rumah Gadang Sumatera Barat Haji Idris Sanur, diserang orang tak dikenal dirumah kediamanya jalan Pelajar Tarok, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB), Kota Bukitinggi, Senin 2/1-2023.

Ia diserang tiga orang tak dikenal dengan senjata tajam. Dampaknya ketua Pemenangan calon Presiden RI Anis Baswaden untuk Provinsi Sumatera Barat itu, harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit Yarsi Bukittinggi, akibat luka yang dideritanya.

Peristiwa yang nyaris merenggut nyawa Haji Idris Sanur, setelah sebuah minibus sejenis Fortuner warna putih berhenti didepan rumah. Senin 2/1-2023 sekitar jam 16.3O Wib.

Pada saat bersamaan dari dalam mobil turun tiga orang. Mereka itulah yang melakukan penganiayaan.

“Setelah suami saya tergelatak di bawah tangga. Penyerang melakukan  tindakan yang sama terhadap saya”, ujar istri Idris Sanur, Yusnina.

“Untunglah saat itu saya cepat menyelamatkan diri dan lari ke lantai II rumah. Namun mereka masih tetap memburu sehingga tangan dan pergelangan tangan saya terluka,” jelas Yustina.

Meski sejauh ini belum diperoleh konfirmasi dari aparat hukum Polresta Bukittinggi.