Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Sekedar Pengalihan Isu atau untuk Jatuhkan Anies?

Oleh: Sholihin MS

Dalam situasi di mana tidak ada gejolak rakyat yang mengarah kepada anarkisme, apalagi terorisme, kejadian “bunuh diri” besar kemungkinan rekayasa rezim yang saat ini sedang menghadapi masalah yang super kompleks.

Mungkin kalau diurai, sebenarnya Jokowi sedang menghadapi banyak masalah, baik masalah yang datang dari (kejujuran) diri Jokowi sendiri, masalah di kabinetnnya (seolah saling berjalan sendiri-sendiri), ditambah masalah mulai hilangnya kepercayaan rakyat terhadap Jokowi dan pemerintahannya, masalah obsesi Jokowi yang mau lengser dengan berbagai ketakutan, masalah proyek-proyek yang mangkrak, masalah IKN yang bakal terbengkalai (istilah media Bloomberg : falling apart (hancur berantakan), masalah “perseteruan” Jokowi dengan Megawati (tentang Ganjar), masalah ketidakjelasan capres Ganjar sebagai penerus Jokowi baik restu dari Megawati maupun belum ada partai yang mengusungnya, dan yang bikin stess tentunya masalah popularitas Anies yang terus menjulang tinggi, karena mendapat dukungan dari semua elemen sampai-sampai sambutan rakyat di mana pun selalu membludak. Ini mungkin bikin kepala Jokowi pening, dada sesak dan kalang kabut.

Saat ini kepercayaan rakyat terhadap Jokowi sudah sampai titik nadir, apa pun yang diucapkan atau kebijakan yang disampaikan Jokowi, rakyat tidak percaya.

Dalam kasus bom “bunuh diri” ini, rakyat langsung curiga dan sulit percaya, kalau kasus bom bunuh diri itu murni inisiatif si pelaku. Apakah itu suatu kebetulan atau sengaja dilakukan oleh orang yang sudah disetting : (dipilih) namanya keislaman (Abu Muslim bin Wahid), dan dia katanya pernah dipenjara (4 tahun) dalam kasus perakitan bom, juga punya pemahaman Islam yang sempit (katanya KUHP musyrik dan produk kafir). Yakin ini murni kriminal atau hanya sengaja dikait-kaitkan ?

Sudah tidak aneh, negeri ini penuh drama dan rekayasa, penuh kebohongan dan penipuan, penuh kebemcian dan islamopobia. Ujung-ujungnya cuma permainan intellegen yang dikendalikan rezim topangan oligarki, atau modus untuk menjatuhkan seseorang, sekedar proyek mencari uang dengan menghalalkan segala cara. Semuanya harus dibuktikan secara transparan termasuk siapa dalang di balik semua ini.

Peristiwa bom bunuh diri di depan kantor mapolsek Astana Anyar Rabu pagi, 7 Desember 2022 menimbulkan banyak teka teki. Biasanya arahnya untuk pengaligan isue, menyudutkan umat Islam sebagai pelaku teror. Bisa jadi juga mau diarahkan untuk menjatuhkan Anies Baswedan .

Dilihat dari kejadiannya, bom bunuh diri ini sangat penuh kejanggalan dan misteri. Mari kita analisa secara sederhana :

Pertama, saat ini situasa sedang tidak ada gejolak di masyarakat yang menjurus ke anarkisme, apalagi terorisme*

Situasi lagi kondusif, walaupun rakyat mulai marah dan berputus asa menghadapi rezim Jokowi. Tapi para ulama dan tokoh bangsa masih meminta rakyat untuk bersabar. Tidak ada tanda-tanda akan muncul aksi terorisme.

Kedua, walaupun pelaku melakukan bom bunuh diri, tapi bisa jadi itu jebakan Bukankah sering terjadi pelaku hanya disuruh mengantarkan barang “tertentu”, atau dicuci dulu otaknya (dihipnotis), lalu dia bergerak di bawah alam sadar.

Ketiga, *kenapa yang jadi sasaran kok polsek yang lingkupnya sangat terbatas, apa sasarannya, bukan ke gedung DPR yang telah mengesahkan RUU KUHP ?

Apa relevansi mapolsek dengan RUU KUHP ? Dan lagi kejadiannya begitu cepat, hanya selang 1-2 hari dari disahkannya RUU KUHP, benarkah begitu cepatnya mengambil keputusan dan menyiapkam bom rakitan itu ?

Keempat, sampai saat ini pelaku masih sebagai aksi tunggal, benarkah dia bisa merakit bom sendirian ? Selama 4 tahun dia ditahan, baru keluar 14 Maret 2021, mungkin begitu keluar tidak langsung bekerja, lalu dana dari manakah untuk membeli bahan-bahan peledak itu ?

Kelima, Jika protesnya soal KUHP, kok sangat sederhana tidak sebanding dengan harga nyawanya. Apalagi seperti kurang nyambung protes KUHP dengan bunuh diri*

Sepertinya ada agenda terselubung di balik kasuh bom bunuh diri ini. Kemungkinannya 3 :
1. Cipta kondisi menjelang Natal dan Tahun Baru sebagai warning akan adanya ancaman umat Islam, jadi aparat harus siaga dan bertindak superketat terhadap umat Islam.

Jika ina modusnya, Ini framing yang menyesatkan.

2. Untuk pengalihan issue adanya berbagai protes masyarakat terhadap rezim dan DPR, mulai kasus KUHP, IKN, Penjualan Pulau, issue 3 periode, capres 2024, dll.

3. Upaya untuk menjatuhkan Anies Baswedan, bahwa Anies adalah penduking (didukunh oleh) Islam radikal, intoleran, teroris, kiilafah, isis, dll.

Tetap waspada, rezim ini tega berbuat apa pun walaupun harus mengorbankan rakyat sendiri demi mempertahankan kekuasaan.

Waspadalah

Bandung, 14 J. Ula 1444
Sholihin MS