Guru Besar UMS: Sekeliling Jokowi Banyak Berfikiran Fasis

Orang-orang di sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi) berfikiran fasis di mana lawan politik dianggap musuh yang dipenjarakan.

Baru faham jika sirkel Pak @jokowi ini banyak yg berpikiran fasis. Melihat soal politik kebangsaan jadi soal perang,” kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Aidul Fitriciada di akun Twitter-nya @AidulFa, Senin (28/11/2022).

Kata Aidul, polarisasi di masyarakat di era Jokowi masih terus terjadi karena perbedaan politik dianggap musuh.

“Tak heran jika polarisasi awet di Indonesia karena perbedaan politik dipandang sbg permusuhan. Picik sekali,” jelasnya.

Kata Aidul, semua pihak harus mengedepankan politik kebangsaan untuk kebaikan bangsa Indonesia. “Politik kebangsaan bicara tentang saudara dlm bersaing menuju kebaikan. Fastabiq al khairat. Tidak ada yg mutlak benar. Saling melengkapi satu sama lain,” papar Aidul.

Baca juga:  Bukan Petugas Partai, Beathor: Budiman dan Eva Kusuma Sundari tak Perlu Dipanggil DPP PDIP

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BPPMI) Benny Rhamdani mengklarifikasi mengenai video viral yang berisi percakapan dirinya dengan Presiden Joko Widodo jelang acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno yang meminta untuk tempur ke jalan.

Menurut dia, apa yang disampaikan mengenai turun ke jalan adalah penegakan hukum yang adil kepada setiap individu atau kelompok yang hendak menyerang atau mengganggu kinerja kepemimpinan Jokowi.

“Itu hanya pesan saja, yang terpenting dan kuncinya adalah penegakan hukum,” kata Benny Rhamdani pada Senin (28/11/2022).

Menurutnya ada sejumlah kelompok yang ingin “menghabisi” Jokowi dengan melakukan perlawanan. Kelompok itu memiliki dendam akibat kekalahan dalam Pemilu 2019.

Baca juga:  Gila, Luhut Lecehkan Presiden Jokowi

“Kelompok ini berisikan orang-orang yang tidak pernah move on, kemudian memiliki dendam yang diformalin terus berupaya menjatuhkan pemerintah dengan cara yang sesat,” kata dia.

Benny menambahkan bahwa suasana percakapan saat itu berlangsung hangat dan cair. Oleh karena itu, dia memanfaatkan kesempatan itu mencurahkan perasaan dan isi hatinya kepada Jokowi.

“Saat itu mumpung bertemu presiden sehingga saya menyampaikan langsung isi hati saya,” kata dia.