Politikus PDIP: NasDem akan Kerepotan Hadapi Kelompok Islam Garis Keras Pendukung Anies

Partai NasDem yang mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 akan mengalami kerepotan menghadapi kelompok Islam garis keras pendukung mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu.

“NasDem akan kerepotan jika kelompok Islam garis keras berkampanye dukung Anies dengan jargon yang menakutkan Pemilih Islam “Ayat dan Mayat”,” kata politikus PDIP Beathor Suryadi dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Senen (10/10/2022).

Beathor menilai NasDem bukan partai nasionalis setelah mengusung Anies Baswedan menjadi capres 2024. “Kita tunggu, berapa lama Parpol lain ikut bergabung dengan NasDem dan Anies,” papar mantan tahanan politik era Soeharto ini.

Kata Beathor, NasDem yang mengusung Anies menjadi capres 2024 di saat sedang diperiksa KPK dalam kasus Formula E menunjukkan partai yang didirikan Surya Paloh melindungi terduga korupsi.

“Manuver NasDem itu bisa dilihat, sebagai perlawanan terhadap KPK artinya NasDem melindungi pelaku korupsi yang sedang dalam proses KPK,” jelasnya.

Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan alasan kenapa pihaknya memutuskan untuk mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 lebih cepat satu bulan.

Diketahui, NasDem awalnya baru akan mengumumkan nama capres dan koalisi pada November 2022 mendatang. “Kenapa ada percepatan yang didengar 10 November, kenapa jadi hari ini? Saya melihat hari ini jauh lebih hari baik. Sederhana, lihat cahaya bulan bintang. Hari-hari baik,” ujar Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

Surya Paloh membeberkan, NasDem tidak memiliki banyak birokrasi dalam mengambil sebuah keputusan.

Menurutnya, yang dilakukan adalah bermusyawarah dengan elite Nasdem yang lain untuk menentukan tanggal dari deklarasi Capres 2024. Hasilnya, ditemukan lah tanggal 3 Oktober 2022. “Hari baik tanggal 3 Oktober, cocok. Jam berapa katanya? Ada yang bilang jam 1, ada yang bilang jam 10. Ya jam 10 saja. Ini yang sebenarnya,” ujar Surya Paloh.