Habib Umar Alhamid: Hidup di Negeri Jungkir Balik

Belum satu bulan rasanya pemerintahan Jokowi merayakan hari kemerdekan dengan berjoget ria, sepertinya kegembiraan tersebut hanya diberikan sesaat untuk rakyat. Belum cukup dengan menaikkan harga minyak goreng yang membuat rakyat susah, kini rakyat kembali dibuat susah dan bahkan menderita dengan dinaikanya harga BBM. “Ini ibarat kita hidup di negeri jungkir balik,” ujar Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Al Hamid kepada wartawan, Senin (12/9/2022).

Menurutnya, selogan ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’ adalah sebuah harapan baru hadiah dari pemerintah Jokowi dalam HUT RI yang ke- 77 buat rakyat Indonesia dengan rasa optimisme dan berjoget ria. Namun, belum hilang bau dan rasa gembira itu rakyat sudah dikejutkan oleh pemerintah dengan menaikkan harga BBM.

“Pemerintahan Jokowi sepertinya tidak pernah mau tahu dan bahkan mungkin tidak mau tahu akan kehidupan rakyat dibawah,” tuturnya.

Buktinya tambah Habib, ketika rakyat susah dan menderita akibat covid- 19 pemerintah justru masih meneruskan proyek Ibu Kota Negara (IKN), serta kereta cepat Jakarta-Bandung yang menghabiskan anggaran negara dan belum tentu ada manfaatnya buat rakyat.

“Apa artinya BLT Rp150 ribu per bulan, jika biaya mereka lebih besar saat ini setelah BBM naik. ini diduga merupakan akal-akalan ala pemerintah Jokowi.” tegasnya.

Dikatakan Habib Umar, sekarang ini sepertinya rakyat tidak lagi punya harapan. Kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM jelas sebuah kebijakan yang salah yang membuat rakyat di negeri ini menderita.

“Karena naiknya harga BBM akan mempengaruhi seluruh segi kehidupan rakyat, ” jelasnya.

Lebih jauh Habib Umar mengatakan, jangan halangi rakyat, buruh dan mahasiswa yang turun ke jalan meminta Presiden Jokowi mengkaji ulang dan membatalkan kenaikan harga BBM yang mencederai dan melukai hati anak bangsa.

“Sepertinya rakyat bangsa ini masih belum Merdeka atau mungkin harus berjuang lagi demi untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Saatnya rakyat memilih Merdeka atau Mati dari dinaikannya harga BBM ini.” katanya.