Sebut Darurat Kebohongan, Istana Mempertanyakan Keulamaan dan Gelar Habib HRS

Istana mempertanyakan Keulamaan dan gelar habib dari Habib Rizieq Syihab (HRS) setelah pendiri FPI menyebut darurat kebohongan.

“Apakah layak dari seorang ulama atau seorang yang punya predikat sebagai habaib bisa mengeluarkan statement seperti itu?” kata Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin Kamis (21/7) dikutip dari CNN Indonesia.

Ngabalin khawatir opini masyarakat akan semakin buruk tentang HRS jika tak ada perubahan. Dia menyarankan HRS untuk lebih beradab dalam berdakwah.

“Dalam mengingatkan nasihat kepada pemangku kuasa negara itu ada caranya dan itu HRS tahu sehingga pakai cara-cara yang lebih beradab dan diatur dalam aturan agama,” tuturnya.

Sebelumnya, setelah mendapat pembebasan bersyarat, HRS menggaungkan revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak.

“Sebagaimana yang telah saya sampaikan setiba di Tanah Air sewaktu saya pulang dari kota suci Mekah, yaitu ayo kita gaungkan kembali terus, yaitu revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak,” kata HRS dalam konferensi pers di Petamburan, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

HRS kemudian menyinggung kondisi negara yang mengalami kerusakan. Rizieq menilai darurat kebohongan sudah membudaya.

“Bagaimana kita punya negeri di mana-mana ada kerusakan, di mana-mana ada kemungkaran, Saudara, maka kebohongan sudah membudaya dan negeri kita lagi darurat kebohongan,” jelasnya.