Jokowi Panik

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

RAPBN tahun anggaran 2022, alokasi belanja subsidi direncanakan sebesar Rp206.96 triliun, terdiri atas subsidi energi sebesar Rp134,03 triliun dan subsidi nonenergi sebesar Rp72,94 triliun. Jumlah alokasi tersebut lebih rendah 16,7 persen apabila dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2021 sebesar Rp248,56 triliun.

Harga minyak melompat ke angka 120 dolar AS per barel.  Nilai tukar rupiah sudah bergerak pada angka Rp. 15.000/ dolar Amerika Serikat (AS). Ini bukan hanya mengubah angka angka yang ditetapkan dalam APBN, tetapi akan berdampak rakyat yang sudah sulit akan makin terjepit.

Pertahanan membela diri gaya jadul selalu menyampaikan bahwa data  per hari ini secara ekonomi justru Indonesia jauh lebih bagus dibanding banyak negara lainnya, adalah cara membela diri sudah lapuk dalam kondisi negara berpotensi terjadi krisis ekonomi.

Dengan realitas pemerintah tidak mungkin mengurangi belanja rutin, bahkan pasti makin besar. Disisi lain ugal ugalan belanja IKN dan infrastruktur berbasis besar pasak daripada tiang, diingatkan tetap bandel. Akan mempercepat kondisi ekonomi mencari carut marut. Ini sangat berbahaya.

Fakta data APBN kita mencatat adanya kenaikan utang Indonesia pada 2022 yang menembus angka 7.000 triliun. Hingga 28 Februari 2022, utang Indonesia tercatat telah mencapai Rp 7.014,58 triliun. Naik signifikan jika dibandingkan dengan utang Indonesia per Januari 2022, yakni Rp 6.919,15 triliun. *Kenaikan utang tersebut cukup signifikan dengan penambahan Rp 95,43 triliun per bulan*. Bahkan kenaikan utang Indonesia menjadi rekor baru lantaran tembus di atas Rp 7.000 triliun.

Baca juga:  Abu Janda Akui Jadi Influencer Jokowi & Digaji?

Tahun 2022 ini Pemerintah harus memenuhi pembayaran bunga utang dalam APBN 2022 sebesar Rp 405,9 triliun dengan total utang pemerintah dan BUMN kalau ditotal jumlahnya mencapai hampir Rp 9.000 triliun . Beban utang tersebut pasti akan berdampak pada keseimbangan ekonomi makro.

Angka kemiskinan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata rata garis kemiskinan Indonesia pada Maret 2022 sebesar Rp 505.469 per kapita per bulan. Patokan angka tersebut artinya jika pengeluaran per bulan di bawah angka tersebut, masuk kategori miskin. Apa yang bisa dibeli dengan uang Rp 505.469 untuk belanja sebulan.

Angka BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 sebesar mecapapai 26,16 juta orang. Hitungan dalam angka jumlah kemiskinan tentu akan naik dua kali lipat jika standar miskin pendapatanya dibuat Rp 1 juta perbulan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 adalah sebesar 8,40 juta penduduk. Inipun masih perlu dikritisi karena realitanya di lapangan bisa jauh lebih besar dari itu.

Belum lama terdengar, Bloomberg bernyanyi indah dengan merilis 15 negara yang berpotensi masuk jurang resesi, adalah Indonesia.

Banyak masalah yang melanda negeri ini dibawah kepemimpinan Jokowi, akibat mengelola negara asal asalan. Dari soal utang, harga harga kebutuhan hidup meroket, korupsi kian parah, ketidakadilan, resesi ekonomi, hukum yang pincang dan masih banyak lagi.

Baca juga:  Ferdy Sambo Semestinya Dituntut Hukuman Mati

Tiba waktunya rezim Jokowi mulai khawatir dan panik rakyat Indonesia akan mengimpor pola perubahan di Sri Lanka untuk diterapkan di Indonesia.

Ketakutan pemerintah, bukan dengan cara cara rasional kembali akan menipu, dengan cara akan rentalan jasa para ahli ekonomi dan akfitis pergerakan untuk menjelaskan bahwa Indonesia masih dalam kondisi normal, sekalipun kondisi riil sudah babak belur dibidang ekonomi. Untuk mengendalikan agar rakyat tidak marah dan terinspirasi gerakan perlawanan di Sri Lanka.

Keadaan makin kacau dalam kondisi sulit rezim tetap dikendalikan dipengaruhi dan dikuasai oleh kapitalis banci yg merupakan persekongkolanantara
lain (conspiracy), para taipan, korporatokrasi (penghancur lingkungan alam dan sosial, 9 ( sembilan ) barongsai, oligarchy, gorilla betina merah, dan neo colonialism. Mereka bersekongkol untuk berkuasa secara absolut, bagi kehancuran bangsa dan NKRI .

Lebih parah lagi ketika tekanan politik terhadap Jokowi menguat akibat resesi ekonomi, kenaikan harga komoditas dll, LBP atas perintah Presiden malah ngawur memainkan jurus covid, Polisi memainkan jurus teroris, jurus PKI dan Islam phobia dan jurus Khilafah.