Megawati Sebut Demokrasi Kita Presidential, Beathor: Konsekuensinya PT 20 Persen Harus Hilang

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut demokrasi bangsa Indonesia presidential menjadikan Presidential Threshold (PT) 20 persen hilang.

“Konsekuensi dari pernyataan Bu Mega bahwa demokrasi kita presidential berakibat hilangnya PT 20 persen sebagai syarat maju Pilpres 2024, dan menghitung kemenangan paslon cukup satu putaran dengan suara terbanyak,” kata politikus PDIP Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (22/6/2022).

Konsekuensi pernyataan Megawati itu, kata Beathor, pemenang pilpres ditentukan suara terbanyak berapapun angkanya.

“Terapkan aja suara terbanyak, berapa pun itu angka kemenangannya dari paslon-paslon yang lain sehingga cukup sekali putaran pertarungan di antara paslon,” ungkap Beathor.

Baca juga:  Politikus Demokrat Sebut Hasil Survei 63 % Rakyat Percaya Kasus Jiwasraya Terkait Pilpres 2019

Menurut Beathor, pernyataan Megawati itu berangkat dari rasa kecewanya karena kabinet menjadi gembrot akibat parpol-parpol koalisi ikut masuk menjadi menteri kabinet.

“Kondisi itu menyebabkan partai utama pengusung paslon mendapat jatah kursi terbatas,” ujarnya.

Selain itu, Beathor mengusulkan pemilihan langsung dilakukan oleh lembaga survei karena akan menghemat dana ratusan triliun rupiah.

“Ada beberapa lembaga survei yang mampu mengahdirkan kerjanya dengan membuktikan angka hasil surveinya hanya berselisih nol koma nol persen dari real count suara TPS,” ungkapnya.

Pilpres yang dilakukan oleh lembaga survei merupakan gagasan terobosan yang efektif efisien dan tepat sasaran.

Baca juga:  Jokowi akan Bikin Partai dan Gandeng Ahok di Pilpres 2019

“Gagasan ini harus di perbincangkan mulai sekarang karena di tahun 2024 itu, kita sudah masuk arena krisis akibat perang, muncul virus covid yang baru dan ganas,” pungkas mantan tahanan politik era Soeharto.