Jangan Berhenti Tangan Mendayung, Nanti Arus Membawamu Hanyut

Oleh: Letjen (Purn) TNI M Setyo Sularso

Pancasila  dan UUD 45, dibuat oleh generasi yang merasakan susahnya iuran mendirikan republik. Ketika beliau yang adalah para pejuang, menyusun Dasar Negara dan UUD’ 45, bau mesiu masih ada di hidung mereka.

Tangannyapun masih bergetar  merasakan mengangkat rekannya yang terkapar berlumuran darah, bambu runcing juga masih tersandar di kamarnya. Mereka merasakan hidup susah dibantai penjajah. Sehingga paham bagaimana  mencari cara utk  mewariskan Republik ini agar berumur panjang.

Jangan bikin susah anak cucu, sehingga  demikianlah bunyi UUD 45…. PRESIDEN ialah ORANG INDONESIA ASLI ( psl 6 ayat 1). Sangat disayangkan … GAGAL.    Sebagian mereka menyaksikan, jerih payah dan rangkaian perjuangan yg melahirkan TMP (taman makam pribumi) dari Sabang sampe Merauke …. di DELETE… oleh generasi sesudahnya yang bernafsu  memutar jarum Kompas melebihi 360 derajat.

Melupakan semboyan : Bangsa yg besar adalah …..! Sangat berbeda,  orang yang pernah berjuang dengan resiko nyawa, kemudian memimpin negeri (seperti Vietnam) saat ini  dengan mereka yang  hanya mengambil hasil panen yang bibitnya disemai generasi pejuang.

Hancur … Barongsai menari berpesta pora, beratraksi melibas Reog . Itulah hasil instan reformasi. Belajar dari keadaan yg ada disekitar kita hari ini, kedunguan mindset yg sdh terpola dan tanpa terasa menggiring kita memasuki abad Benturan Peradaban,  hanya ada satu jalan,  dan harus diperjuangkan oleh kaum Bumi Poetra : Kembali ke UUD ‘ 45.