Tesla dan Tela

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Tesla adalah sebuah perusahaan otomotif dan penyimpanan energi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Martin Eberhard, Marc Tarpenning, JB Straubel dan Ian Wright, serta berbasis di Palo Alto, California. Miliarder Elon Musk terus mengembangkan sayap bisnisnya ke berbagai bidang usaha. Antara lain SpaceX dan Tesla.

Tela itu singkong merupakan bahan baku aneka industri antara lain; tepung mocaf, tapioka, gula cair, bioetanol, makanan camilan, dan lain-lain. AntaraTesla dan Tela jelas tidak ada hubungan sama sekali . Jadi ihtiar menarik investasi Tesla ke Indonesia bisa berakhir sia-sia.

Semestinya sebagai Presiden datang pada suatu tempat semua proses rencana kerjasama investasi seharusnya sudah selesai dan hanya sebagai saksi penandatanganan oleh menteri terkait dengan pihak pihak yang akan menanamkan investasinya.

Kejadian yang terjadi ternyata masih pada proses negosiasi. Elon Musk jelas menguasai bahasa bahasa basa basi diplomasi khususnya pada dunia bisnis apalagi berhadapan dengan seorang Presiden yang yang telah bersedia menemuinya. Elon tidak perlu susah susah datang ke Indonesia untuk mengahadap Presiden RI.

Hanya Elon sebagai pengusaha kelas kakap pasti memiliki standar bisnis internasional yang ketat  untuk mendapatkan profit. Kerja sama investasi  disebuah negara,  akan terseleksi dari semua aspeknya dengan ketat dari segala kemungkinan untuk gagal (diteruskan atau di batalkan)

Rencana investasi Tesla Inc. terkait dengan upaya penguatan rantai pasok global baterai kendaraan listrik di Indonesia bakal memiliki hambatan yang serius. Prediksi Elon akan menahan investasinya di Indonesia.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan peluang kerjasama itu relatif sulit dilakukan lantaran Tesla sudah beralih untuk menggunakan katoda berbahan besi lithium iron phosphate atau LFP yang belakangan lebih efisien ketimbang bijih nikel limonit dan kobalt.

Konon  posisi tawar nikel Indonesia kalah bersaing dengan bahan baku baterai kendaraan listrik yang telah digunakan untuk mobil listrik Tesla Model 3 tipe Standard Range.

Masyakarat luas jangan dibuai dengan infomasi sukses besar Indonesia mampu mengajak tanam investasi di Indonesia, apalagi di lengkap akan menciptakan lapangan kerja dan akan menghasilkan keuntungan kedua belah pihak.

Kesepakatan atau komitmen investasi dari Tesla Inc. di Indonesia belum jelas. Karena Tesla sesungguhnya untuk bahan baku baterai ke daratan listrik sudah mendapatkan pasokan lewat dari pihak lain.

Belum lagi informasi yang bisa kita rekam bahwa  bahan baku dari bijih nikel limonit dan kobalt relatif mahal dan pasokannya masih dinilai tidak memenuhi standar ESG untuk industri kendaraan listrik dunia. Artinya dalam dunia bisnis Tesla sudah menemukan alternatif baterai yang lebih murah dan aman.

Bisa jadi pertemuan Presiden dengan Elon hanya basa basi untuk deal commitment, terasa masih harus melewati beberapa masalah yang harus clear. Iklim investasi dengan stake holder di Indonesia sangat rumit,

Tesla Elon Musk dihadapan Presiden RI mengaku antusias dengan potensi kerjasama di Indonesia berkaitan dengan sejumlah lini bisnis yang bersentuhan dengan SpaceX dan Tesla. Hanya Elon mesti mengatakan bahwa dirinya  dirinya tengah mempelajari lebih lanjut ihwal sejumlah peluang yang bisa dijajaki SpaceX dan Tesla di Indonesia.

Bumbu bahasa diplomasi bisnis melengkapi ucakan Tesla bahwa dirinya memiliki pandangan yang positif tentang masa depan yang tentu keren, saya pikir Indonesia punya potensi besar,” kata Elon  seperti dikutip dari Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5/2022).

Banyak yangg menduga dan menghawatirkan,  Elon Musk hanya basa basi, untuk investsi di Indonesia hanya Pemberi Harapan Palsu ( PHP ). Sikon saat itu telah terjadi indikasi rentetan penghinaan antara lain : Elon Musk hanya pake kaos Oblong ketika ketemu Presiden. Presiden yang datang menemui Elon bukan sebaliknya. Elon paham Presiden masuk AS tanpa jembutan resmi dan Indonesia sedang ada masalah tentang politik luar negerinya AS khususnya sikap Indonesia yang tidak full berpihak dengan AS tentang perang Rusia dan Ukraina.

Elon sangat peka dengan kepastian hukum bisnis di Indonesia yang blm stabil, situasi politik di Indonesia dalam goncangan dan masa jabatan Presiden RI saat ini tinggal beberapa bulan. Kebijakan politik bisnis investasi  di indonesia bisa ditunda / dibatalkan. Karena investasi jangka panjang membutuhkan kebijakan, hukum, politik dan ekonomi yang stabil.

Banyak pakar dan analis ekonomi di masing-masing negara ( Indonesia dan AS ), Elon belum berani akan investasi di Indonesia. Presiden RI yang menemui Elon bukan membawa kebaikan baik bisnis investasi justru merendahkan harkat, harga diri dan wibawa negara.

Pemerintah Indonesia harus lebih cermat dalam berdiplomasi politik dan bisnis yang masih abu abu. Jangan keburu nafsu menginformasikan kepada rakyat info bombastis *telah sukses besar* padahal yang terjadi justru carut marut dan tidak jelas juntrungannya. Politik dan bisnis adalah senyawa tidak bisa berjalan sendiri sendiri.

Elon masih memberikan sinyal negatif bahkan kecederungannya hanya akan memberikan harapan palsu ( persis gambaran bertemunya Tesla dan Tela ).