Rencana Busuk Skenario Pilpres 2024

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Jokowi (JKW) dan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) tetap akan memaksakan dan memaksimalkan jurus Presiden 3 periode atau perpanjangan masa jabatan. Ketika tiba waktunya terpojok mentok dan kandas pasti ada opsi lain yaitu harus bisa melahirkan Presiden baru yang kontrak mati bisa mengamankan dirinya dan kroni kroninya.

Mereka tidak merisaukan soal PT 20 % atau 0 % karena bagi mereka itu bukan halangan untuk memenangkan pertarungan dengan modal finansial yang mereka sudah siap berapapun kebutuhan yang diperlukan.

Semua Capres 2024 (menurut analisa mereka) semua akan kandas tanpa back up Oligarki. Sementara masyarakat yang masih berpotensial masa mengambang dengan kultur budaya agraris suara bisa dibeli. Terus menciptakan kebutuhan ekonomi rakyat menjadi semakin sulit – praktek politik transaksional akan mudah di jalankan.

Untuk menenangkan Tengku Umar cukuplah ada jaminan Putri mahkota Puan harus aman sebagai Cawapresnya. Capres versi mereka akan sulit diambil dari sipil, akan lebih aman diambil dari TNI. Kiblat politik harus tetap bisa mengamankan mereka.

Hubungan dengan Peking aman karena kader anak anak PKI sudah mendapatkan tempat di partai politik untuk melaju ke Parlemen. Anak anak PKI juga merasa aman bisa masuk seleksi sebagai TNI. Kata lain Peking tetap sebagai kekuatan yang makin menancapkan genggaman di NKRI.

AP tidak lama lagi pensiun tentu bisa sebagai alternatif skenario ini. Persoalan mau atau tidak sinyalnya sudah mulai terbaca. Jokowi, LBP dan HP pemegang kendali skenario ini. Ketua ketua partai akan di paksa untuk meloloskannya.

Pertentangan dan kisruh tentang jabatan 3 periode dan atau perpanjangan masa jabatan tetap akan dijadikan kunci permainannya. Sampai bisa memancing kemarahan rakyat. Sang sutradara akan menampilkan tokoh capresnya seolah olah sebagai pembela rakyat – dan sampai rakyat terbius mendukung sang tokoh tersebut bisa maju dengan melenggang dalam Pilpres 2024. Akhirnya akan tampil sebagai Presiden mendatang.

Mulai saat ini harus ditampilkan seolah olah bertentangan dan berseberangan dengan Jokowi. Endingnya bukan berseberangan tetapi harus bisa mengamankan Jokowi – LBP dan kroni kroninya. Bahkan saat itu LBP akan tetap eksis kembali, titipan Peking yang harus diamankan. Sekaligus untuk mengamankan program program Jokowi dan LBP Cs yg belum selesai dan bermasalah karena banyak korupsi seperti proyek proyek infrastruktur dan IKN.

Capres PS, Anies, RR, La Nyala atau bahkan Ganjar dan lainnya yang akan maju pada Pilpres 2024 mendatang akan dihabisi. Anies yang memiliki popularitas paling kuat saat ini pasti akan didekati untuk mengambil simpati umat Islam yang saat ini mengidolakan Anies sebagai Presiden mendatang.

Tetapi ketika calon besutan oligark (Jokowi, LBP dan HP) sudah kuat Anies akan ditendang. Capres skenario mereka akan berpasangan dengan Puan sesuai skenario awal.

Jokowi sebenarnya saat ini sudah merasakan dan menyadari posisinya diujung tanduk. Bahkan sudah berhitung dengan segala kemungkinan akan diturunkan oleh rakyat ditengah jalan. Maka Capres besutan mereka saat ini harus tampil pelan tetapi pasti seolah akan berjuang bersama rakyat menurunkan Jokowi tetapi semua itu hanya akal bulus belaka.

Rakyat harus mendapatkan pencerahan yang pasti dan terus menerus bahaya akan lahirnya Presiden boneka jilid dua.

Apakah skenario benar akan terjadi lihat saja tayangan berikutnya. Ini skenario sangat halus tetapi kasar ( rakyat akan samar memahaminya ). Maka rakyat harus terus menerus diberi tahu apa yang akan terjadi, menggunakan bahasa yang harus mereka pahami. Tidak perlu bahasa dan teori teori yang terus naik kelangit dan tidak bisa mendarat.

Kita harus hadang rencana atau skenario busuk ini agar bisa mati sebelum berkembang karena sangat berbahaya. manusia hanya berencana tetapi ahirnya Tuhan yang akan menentukan. Perjuangan kita harus kuat dengan tangan tangan kita, jangan hanya berdoa, mengumpat dan menyerah dan jangan sekali kali menyuruh Tuhan sebagai Tim Sukses Pilpres 2024.