Eh Opung…Ini Alasan Jokowi Harus Turun

Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)

Opung pura-pura bego atau bego beneran. Balik pake nanya segala. Bolot kali ya! Lo Belegug Pisan/ kata orang Sunda.

Si Opung mempertanyakan alasan mengapa Presiden Joko Widodo harus turun dari jabatannya.

Pakai argumen pula. Klaim Opung bahwa dirinya banyak mendengar aspirasi rakyat soal penundaan Pemilu 2024. Rakyat yang mana? Soal big data 110 juta saja tidak bisa membuktikan. Kalau ngibul jangan terlalu norak. Nanti kualat.

Masih kata Opung, banyak yang bertanya ke dirinya mengapa harus menghabiskan dana begitu besar untuk pemilu, padahal pandemi virus corona belum selesai.

Ini mah akal-akalan si Opung doang. Pilkada serentak tahun 2020 saat Covad-covid lagi gila-gilanya. Pilkada serentak tidak ditunda. Biayanya triliunan juga. Jadi curiga nih. PPKM kagak beres-beres, jangan-jangan skenarionya Opung. Tujuannya. Membungkam rakyat dan mahasiswa agar tidak demo.

Baca juga:  Buni Yani tidak Menerima Wawancara Wartawan

Terus terang aja. Daripada bersembunyi dibalik suara rakyat. Opung takut masuk penjara andai presiden yang menang Pilpres 2024 bukan calon yang bisa dikendalikan Opung.

Ngerinya lagi. Dugaan kejahatan Opung sudah tercatat rapi. Tidak bisa mengelak. Hanya menunggu waktu. Presiden hasil Pilpres 2024. Bikin Opung sport jantung.

Punten Opung, ane kasih tahu ya. Cukup dua alasan mengapa Jokowi harus turun. Tidak perlu ane jelaskan berbusa-busa di tulisan singkat ini.

Pertama, alasan konstitusional. Sesuai amanat reformasi 1998. Pembatasan masa jabatan presiden. Dari tidak terbatas menjadi terbatas. Hanya dua periode. 10 tahun. Satu periode 5 tahun.

UUD 1945 Pasal 7 dengan jelas dan tegas. Tidak multitafsir. Anak SD pun paham. Masa jabatan presiden hanya dua periode. Tidak boleh nambah. Setelahnya tidak dapat dipilih kembali.

Kedua, alasan realitas. Apa prestasi Jokowi selama hampir delapan tahun menjabat presiden?

Baca juga:  Politikus Demokrat: Ketua BPIP Berhasil Mengalihkan Isu Kasus Jiwasraya hingga Harun Masiku

Ekonomi meroket. Faktanya nyungsep. Utang menggunung. Infrastruktur hasil ngutang dijual. BUMN banyak yang bangkrut. Anak bangsa makin terbelah. Keadilan makin susah didapat. Islam diobok-obok. Pembunuhan ummat Islam dengan dalih terorisme dan orang gila makin vulgar.

Angka pengangguran naik tajam. Jeritan rakyat soal BPJS, Badan Pegal Jalan Sempoyongan. Sekolah online membuat anak dan orangtua stress. PCR dan vaksin yang tak ada gunanya.

Singkat kata, ngurus minyak goreng saja tidak becus. Harga-harga melambung tinggi. Rakyat makin susah. Empati negara tak terdengar.

Masak iya sih minta tiga periode dan perpanjangan masa jabatan presiden ketika rakyat hidup susah. Mikir bagi yang waras! Kecuali otaknya di dengkul.

Bandung, 16 Sya’ban 1443/19 Maret 2022