Oknum Aktivis Mahasiswa UMY Diduga Terlibat Pencabulan Beberapa Mahasiswi

Seorang oknum aktivis mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial MKA atau OCD diduga terlibat pencabulan bahkan pemerkosaan terhadap beberapa mahasiswi.

Beberapa mahasiswa UMY memberikan respon adanya oknum aktivis kampus yang melakukan pencabulan. Sebut saja Anto (20) mahasiswa Pertanian UMY terkejut mendapat kabar tersebut. “Saya terkejut dan belum mendapat penjelasan secara utuh kasusnya,” ungkapnya kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (2/1/2021).

Ia juga belum mendapat kabar korban melaporkan terduga pelaku pencabulan ke aparat kepolisian. “Saya juga belum mendapat kabar korban melaporkan ke kampus,” ungkapnya.

Mahasiswa UMY lainnya, Muhammad (19) mengetahui kasus ini dari Instagram. “Kasusnya cukup ramai di Instagram. Yang saya sesalkan diduga pelakunya seorang aktivis kampus dan berafiliasi ke Muhammadiyah lagi,” ujarnya.

Muhammad juga meminta pihak kampus tegas terhadap pelaku pemerkosaan. “Pecat secara tidak terhormat pelakunya,” ungkapnya.

Alumni UMY juga ikut mengomentari kasus ini. H. Zainal alumni Teknik Sipil 95 meminta terduga pelaku pencabulan dikebiri. “Dikebiri biar kapok,” jelas Zainal.

Kepala Biro Humas dan Protokol Hijriyah Oktaviani belum bisa memberikan penjelasan ke publik terkait kabar adanya oknum aktivis mahasiswa yang diduga melakukan pencabulan bahkan pemerkosaan.

“Bila sudah ada kejelasan dan titik terang informasi tersebut, ataupun keputusan dari pimpinan universitas, kami baru bisa memberikan pernyataan,” ujarnya kepada suaranasional.com.

Dikutip dari Instagram dear_umycatcallers menuliskan kronologi pemerkosaan MKA terhadap korban pertama:

Korban merupakan salah satu teman dari MKA (OCD). Pada bulan oktober lalu, korban, MKA (OCD) dan teman-teman mereka yang lainnya pergi ke salah satu club malam yang berada di jalan Solo. Pada malam itu, posisi korban sedang mabuk berat sehingga korban tidak sadarkan diri (pingsan).

Situasi ini dimanfaatkan MKA (OCD) untuk mengambil kesempatan dan membawa korban ke salah satu hotel terdekat dari club tersebut.

Korban yang pada saat itu masih dalam kondisi tidak sadar (pingsan) diperkosa oleh MKA (OCD). Korban sempat tersadar sebentar karena dia merasakan sebuah paksaan saat tindakan pemerkosaan. Pada saat korban tersadar sebentar, korban melihat tubuh MKA (OCD) di atas korban dan sedang melakukan tindak perkosaan. Tubuh MKA (OCD) yang jauh lebih kuat menindih korban, sehingga korban tidak mampu bergerak dan melawan

Setelah itu korban tidak mengingat kejadian apapun lagi. Saat korban benar-benar dalam posisi sadar, korban sudah tidak mengenakan pakaian sama sekali.

Dalam analisis gender, korban dalam tindakan ini mengalami Tonic Immobility (ngefreeze). Tonic Immobility adalah respon tubuh terhadap situasi bahaya yang tidak terhindarkan. biasanya terjadi pada korban, penyintas kekerasan seksual. Shock yang dialaminya membuat korban mengalami kelumpuhan sementara. Sehingga korban tak berdaya untuk merespon kondisi bahaya. Jangankan lari atau melawan pelaku, teriak saja susah. seperti tertahan di kerongkongan

Badan dan postur MKA(OCD) lebih kuat dibanding korban, sehingga korban tidak mampu bergerak dan melawan. Terlebih tubuh MKA(OCD) dalam posisi menindih tubuh korban juga.

Instagram dear_umycatcallers juga menuliskan kronologi pemerkosaan MKA terhadap korban kedua:

3,5 bulan yang lalu, korban dikenalkan dengan pelaku (MKA atau OCD) oleh teman korban dari fakultas lain. Kemudian korban dengan MKA mulai chatting. 3 hari kenal, MKA (OCD) meminta korban untuk menemani rapat. Namun MKA (OCD) meminta korban untuk menjemput dengan dalih MKA (OCD) tidak ada motor. Saat diperjalanan korban merasa aneh karena jalan yang dilewati sepi, seperti bukan jalan menuju ke lokasi rapat.

Lalu di tengah perjalanan, MKA (OCD) berhenti ke sebuah toko untuk membeli minuman keras setelah itu lanjut perjalanan dan sampailah ke kost pelaku. Korban bingung kenapa justru berhenti di kos. Korban dibohongi.

Sekitar jam 22.00, setelah MKA minum miras, ia meminta korban melakukan persetubuhan. Korban dalam keadaan sadar dan tidak minum miras. Pada waktu itu, korban sedang haid. MKA (OCD) tidak peduli akan hal itu dan korban dipaksa untuk mencuci alat kelamin, untuk berujung pada tindak persetubuhan. Korban tetap menolak.

Pelaku terus memaksa untuk bersetubuh. Karena terdesak dan terjadi relasi kuasa yang timpang, korban membersihkan darah haidnya dan terjadilah pemerkosaan. Saat perkosaan terjadi, MKA mengatakan ke korban “kamu yang kuat ya kalo sama aku, soalnya aku hypersex”.

Timbul pemerkosaan karena korban tidak sepakat/consent untuk disetubuhi.

Nb: mereka tidak dalam hubungan pacaran