Datangi Politikus PKS yang Interupsi Puan, Pengamat: PDIP Bergaya Preman

Tak Berkategori

PDIP bergaya preman di mana politikus berlambang Banteng Moncong Putih Utut Adianto mendatangi anggota DPR Fahmi Alaydroes yang interupsi ke Puan Maharani.

“Gedung DPR itu tempat berdebat. Kalau interupsi sampai dilarang menunjukkan gedung DPR hanya bagian legitimasi penguasa. Tindakan Utut Adianto yang mendatangi Fahmi Alaydroes justru memperlihatkan PDIP bergaya preman tidak mau didengar suaranya,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada www.suaranasional.com, Selasa (9/11/2021).

Menurut Muslim, publik bisa menilai sendiri kepemimpinan PDIP baik di DPR maupun pemerintahan. “Di DPR Puan antikritik dan tidak mau mendengar suara anggota DPR lainnya. Di pemerintah, Jokowi juga antikritik,” ungkap Muslim.

Kata Muslim, tindakan Puan yang tidak mau diinterupsi membuat citranya makin buruk di masyarakat. “Gaya Puan tidak jauh beda dengan Megawati yang tidak mau mendengar orang lain,” papar Muslim.

Ia juga menyayangkan politikus PKS Fahmi Alaydroes yang minta maaf setelah didatangi Utut Adianto. “Fahmi Alaydroes tidak salah dan tidak perlu minta maaf,” ungkapnya.

Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto menjelaskan alasan dirinya menghampiri politikus PKS Fahmi Alaydroes. Utut mengatakan pimpinan sidang memiliki hak apakah interupsi diterima atau tidak.

“Yang mimpin sidang itu berhak, interupsi diterima atau tidak,” ujarnya.

Menurut Utut Adianto, agenda rapat paripurna itu hanya mengesahkan persetujuan DPR terkait calon Panglima TNI. Utut mengatakan interupsi bisa disampaikan di rapat paripurna lain.

“Tadi kan di awal udah dibilang, agendanya tunggal, yaitu masalah laporan Komisi I mengenai Panglima TNI, kan sudah. Kan interupsi bisa di tempat lain, supaya kesakralannya bisa terjaga,” kata Utut.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News