Nicho Silalahi: Perampokan Uang Rakyat Secara Jenius dan Sistematis Terjadi di Era Jokowi

Uncategorized

Perampokan uang rakyat secara jenius dan sistematis di era Rezim Joko Widodo (Jokowi) seperti biaya Tol Cibitung-Cilincing yang mencapai Rp 10,8 triliun, namun dijual senilai Rp 2,44 triliun.

“Penjualan Tol Cibitung-Cilincing Rp 2,44 triliun padahal biaya pembangunan tol tersebut mencapai Rp10,8 triliun. Ini bentuk perampokan uang rakyat secara jenius dan sistematis,” kata aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi kepada www.suaranasional.com, Rabu (13/10/2021).

Menurut Nicho, tol Cibitung-Cilincing dikerjakan PT Waskita Karya menggunakan uang rakyat. “Kalangan DPR hanya diam saja atas perampokan ini,” jelasnya.

Kata Nicho, uang rakyat lebih baik digunakan untuk membangun sekolah di berbagai pelosok Indonesia. “Membangun jembatan yang terputus. Rakyat tidak butuh jalan tol,” papar Nicho.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui akun instagram resmi @waskita_karya menyampaikan penjelasan mengenai divestasi tol Waskita, termasuk soal biaya konstruksi Tol Cibitung-Cilincing.

Akun tersebut mengunggah sejumlah gambar yang berisi penjelasan terkait hal ini. Penjelasan tersebut juga meliputi informasi tentang modal yang digunakan untuk membangun tol.

Dijelaskan bahwa setiap proyek jalan tol pasti ada dua sumber pendanaan investasi, yakni menggunakan modal dan utang.

Adapun berdasarkan realisasi per September 2021, biaya Tol Cibitung-Cilincing tercatat mencapai Rp 9,72 triliun. Dari mana modal pembangunan Tol Cibitung-Cilincing itu berasal?

Investasi tersebut berasal dari modal Waskita sebesar Rp 1,92 triliun, modal PT API (pemegang saham 45 persen CTP) sebesar Rp 1 triliun, serta utang bank dan utang lainnya sebesar Rp 6,8 triliun.

Artinya, Waskita hanya mengeluarkan modal sebesar Rp 1,92 triliun yang dipakai sebagai salah satu sumber biaya konstruksi Tol Cibitung-Cilincing.

Sedangkan sisa investasi lainnya berasal dari pemegang saham lain serta utang bank untuk biaya Tol Cibitung-Cilincing.

Jika dihitung berdasarkan modal yang keluar dari kas Waskita sebesar Rp 1,92 triliun, maka sebenarnya pendapat mengenai Tol Cibitung-Cilincing dijual rugi kurang tepat.

Pasalnya, harga saham yang dijual Waskita adalah senilai Rp 2,44 triliun, lebih besar ketimbang modal Waskita membangun tol tersebut.

“Ingat, yang dijual Waskita adalah modal Waskita saja, yang dulu dipinjamkan ke PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways sebagai pemilik konsesi jalan Tol Cibitung-Cilincing,” tulis Waskita Karya, Selasa (12/10/2021).