Animo Besar Membuat Pengurus Partai Ummat Depok Jadi Ganda

Uncategorized

Persoalan Partai Ummat di Depok, Jawa Barat (Jabar) bukanlah konflik atau perpecahan partai, tetapi perebutan pengaruh dua belah pihak yang ingin menjadi pengurus, yang merupakan pengejawantahan dari animo masyarakat yang besar.



Demikian Ketua DPP Partai Ummat Buni Yani kepada www.suaranasional.com, Ahad (10/10/2021). “Alhamdulillah kedua kelompok Partai Ummat Depok sekarang sudah bersatu dalam kepengurusan baru,” jelasnya.





Buni Yani menjelaskan, DPP Partai Ummat di Jakarta sejak awal sudah melakukan langkah yang tepat untuk mendorong kedua kelompok Partai Ummat Depok agar bersatu membentuk kepengurusan.



DPP Partai Ummat di Jakarta berpikir strategis bagaimana caranya agar partai yang baru berdiri ini nanti pada Pemilu 2024 mendapatkan suara yang banyak dan bisa masuk parlemen di Senayan.



“Tidak lucu sama sekali DPP hanya akan mengakomodasi salah satu pihak. Karena ini artinya mempersempit ruang partisipasi masyarakat Depok yang akan bergabung dengan Partai Ummat,” jelas Buni Yani.



Usaha DPP Partai Ummat di Jakarta untuk menyatukan kedua kelompok jauh dari berhasil. Pasalnya, salah satu kelompok ini mempunyai patron di DPP, dan di kemudian hari sang patron ini mengundurkan diri dari DPP Partai Ummat.



Dari sinilah mulainya cerita positif animo masyarakat yang tinggi untuk bergabung dengan Partai Ummat ini dipelintir (di-spin) menjadi perpecahan di tubuh partai. Ini jelas langkah politik murahan yang gampang dibaca, yang dengan gampang bisa dipatahkan dengan fakta.



“Patron di DPP yang mengundurkan diri ini tidak cocok dengan kelompok Depok yang satunya lagi. Jadi dia merangkul kelompok yang satu, tapi pada saat bersamaan menendang kelompok yang lainnya. Jelas ini bukan kebijakan dan pendekatan resmi DPP Partai Ummat di Jakarta. Ini pendekatan pribadi si patron ini, yang kita tidak tahu tujuannya apa,” paparnya.



Partai Ummat, kata Buni Yani justru bersyukur mereka mengundurkan diri, karena sejak awal terjadi seleksi secara alami di tubuh partai. “Partai Ummat membutuhkan kader yang istiqomah melawan kezaliman dan menegakkan keadilan,” pungkasnya.