Film Nussa, Kisah Sederhana dalam Balutan Animasi Ciamik

Uncategorized

Diangkat dari serial animasi yang berjudul sama, film Nussa bakal memasuki bioskop di seluruh Indonesia dalam waktu dekat. Namun sebelum itu film animasi Nussa lebih dulu diputar eksklusif pada 25 dan 26 September 2021 di sejumlah kota.

Berkesempatan menonton Nussa lebih dulu pada Minggu (26/9/2021) kemarin, SuaraJogja.id merasakan nuansa nostalgia yang cukup kental. Suasana bermain dengan teman semasa kecil hingga beberapa mainan yang digunakan mempertebal perasaan itu.

Agak sedikit berbeda dengan serialnya, yang bercerita tentang Nussa dan adiknya Rarra, film animasi yang diproduksi oleh Visinema dan studio animasi The Little Giantz ini lebih memilih fokus menceritakan sosok Nussa.

Sederhana, mungkin itu kesan pertama yang akan muncul setelah melihat keseluruhan film ini. Memang tidak dipungkiri bahwa memang cerita Nussa dibuat dengan pangsa pasar anak-anak.

Penuh dengan pesan moral yang bisa dipetik. Baik secara langsung yang disampaikan lewat dialog-dialog antar tokohnya atau dari tindakan mereka.

Film ini mengambil kisah ketika Nussa tengah bersiap berpartisipasi dalam lomba sains yang diselenggarakan sekolahnya. Nussa yang memanfaatkan barang bekas untuk membuat roket selalu memenangkan lomba itu di tahun-tahun sebelumnya.

Namun konflik muncul ketika ada murid baru bernama Jonni yang juga siap bersaing dengan Nussa di lomba sains tersebut. Jonni yang memiliki latar belakang keluarga kaya bahkan juga telah menciptakan sebuah roket yang lebih canggih.

Lewat film Nussa penonton diberikan sajian visual yang memukau. Sebenarnya sejak teaser atau trailer hingga materi promosi lainnya sudah terlihat bahwa Nussa menjadi salah satu film animasi Indonesia dengan kualitas jempolan.

Hal itu juga diamini oleh Sutradara film “Nussa” Bony Wirasmono beberapa waktu lalu. Ia mengatakan dirinya bersama tim telah mengembangkan teknologi animasi baru yang berbeda dari serialnya untuk mengerjakan film ini. Menurutnya, visual dan teknologi adalah dua hal yang sangat diperhatikan selama menggarap film Nussa.

“Kami bahkan memperkuat dan mengembangkan beberapa teknologi baru yang berbeda dari serial “Nussa”. Salah satunya seperti menggunakan teknologi hair-system, di mana setiap helai rambut karakter film “Nussa” dibuat satu persatu,” katanya.

Sebagai contoh, untuk karakter Abdul dibutuhkan sekitar 200 ribu helai rambut demi mendapatkan visual yang terbaik. Kualitas animasi film “Nussa”, kata Bony, merupakan karya terbaik yang pernah ia kerjakan.

Di samping dari sisi visual yang memanjakan mata, Nussa juga piawai dalam mengaduk-aduk perasaan penontonnya. Selaiknya keluarga pada umumnya, keluarga Nussa pun memiliki kelemahan masing-masing dan jauh dari kesempurnaan. Itu yang menjadi salah satu kunci Nussa terasa dekat dengan penontonnya.

Emosi setiap karakternya yang efektif menyentuh hati penontonnya tidak lepas dari jajaran pengisi suara yang tampil gemilang dalam membawa nyawa mereka ke sosok animasinya.

Selain Nussa yang diberikan nyawa tersendiri oleh Muzakki Ramdhan, kegemasan tak terelakkan dihadirkan Ocean Fajar yang mengisi suara Rarra. Kekuatan dua anak-anak itu diimbangi oleh kelembutan Fenita Arie sebagai Umma dan Alex Abbad sebagai Abba.

Tentu juga tidak bisa dilupakan peran Babe Jaelani yang menyisipkan humor di filmnya melalui suara khas Opie Kumis. Semua menyatu dengan harmonis mengantarkan emosinya kepada penonton.

Pada akhirnya, Nussa memang bukanlah film yang sempurna. Namun kedekatan kisahnya, visual yang ciamik berhasil menjadikan sebuah cerita sederhana begitu bermakna dan terasa hangat tidak hanya bagi penonton anak-anak tapi juga orang dewasa sekalipun.

Sedikit tambahan bagi yang akan menonton Nussa di bioskop sebisa mungkin diusahakan untuk masuk sejak awal. Sebab ada sederet teaser film animasi terbaru lainnya dari Visinema.

Setelah film usai pun penonton juga bisa menunggu hingga akhir kredit bergulir. Di sana akan ada kejutan yang bisa membuat penonton tersenyum gemas.

Salah satu penonton film Nussa, Hery (23), mengakui bahwa animasi yang diberikan oleh film ini sudah cukup bagus. Ia juga mendapatkan sejumlah poin penting khususnya dalam hal edukasi dari film ini.

“Saya suka dengan animasinya, bagus. Seperti di dalam filmnya, seharusnya orang tua menuntut dan mengarahkan anak-anaknya untuk berani bermimpi, bukan lantas memaksa mereka untuk mengikuti ego orang tuanya,” ujar Hery.

Ia menilai film Nussa bisa menjadi alternatif tontonan bagi keluarga. Selain banyak pelajaran yang bisa dicontoh untuk anak-anak, orang tua pun juga tetap akan mendapatkan sesuatu seusai menonton filmnya.

“Cocok sih ini kalau ditonton barengan sama keluarga. Semoga pas besok udah tayang resmi anak-anak udah boleh masuk ke bioskop,” tuturnya.

Perlu diketahui film yang sudah tayang perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) ke-25 dalam kategori Family Section di Korea Selatan itu akan datang ke bioskop tanah air mulai 14 Oktober 2021 mendatang.

[suara.com]