Jokowi Harus Tuntaskan Reformasi

Uncategorized

Yogyakarta — Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menjalankan reformasi seperti menghilangkan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), menolak perpanjangan jabatan presiden, pemilu tetap dilaksanakan 2024, menyelesaikan masalah agraria dan agenda reformasi lainnya.

Demikian dikatakan Ketua Umum PPJNA 98 Anto Kusumayuda dalam pertemuan aktivis 98 di Kampung Mataraman, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, Ahad (26/9).

“Jokowi harus menangkap dan mengadili obligor BLBI, mengganti menteri tidak bekerja serius dan tidak peka pada kondisi rakyat sedang susah karena pandemi” ungkap Anto.

Anto menilai Jokowi memiliki kepemimpinan yang baik tetapi tidak didukung anggota kabinet mumpuni, harus mengganti menteri-menteri yang merupakan kepanjangtanganan oligarki Orde Baru.

“Anggota kabinet seperti Erick Thohir mempunyai geng tersendiri, adanya impor merugikan rakyat kecil, birokrasi ngaco,” ungkap Anto.

Sedangkan Gatot Bimo pegiat Pojok Desa, mengatakan, pertemuan aktivis 98 merupakan refleksi reformasi dan mengingatkan Jokowi dalam menjalankan amanah reformasi.

“Kabinet Jokowi harus memperjuangkan kepentingan rakyat, program program pro rakyat kecil, di antaranya menyelesaikan persoalan tenaga kerja,” jelas Gatot yang dikenal sebagai Pak Lurah Pojok Desa atau host TV Desa.

Ia juga merasa heran, di pemerintahan Jokowi nepotisme dianggap sesuatu yang biasa.

“Nepotisme dianggap biasa. Di semua partai ada budaya nepotisme. Padahal menghilangkan nepotisme merupakan amanat reformasi,” ungkapnya.

Tokoh aktivis pergerakan 80-an Tri Agus Susanto mengatakan, kawan-kawan aktivis tetap mengawal dan mendukung Jokowi sampai akhir pemerintah. “Kita tetap kritis terhadap pemerintah dengan mencermati wacana Plt kepala daerah akan diisi TNI-Polri. Ini dikhawatirkan akan kembali ke Orde Baru,” papar.

Pria yang biasa dipanggil TASS mengingatkan Jokowi untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. “Mungkin saja Jokowi lupa menyelesaikan masalah pelanggaran HAM,” jelas TASS.

Pertemuan aktivis 98 (dan 80an) di Kampung Mataraman, Pamggungharjo, Bantul bakal dihadiri tokoh aktifis Jogya seperti M Thoriq, Afnan Malay, Piet Widiadi, Mardjono, Raziku, Sulaiman Haikal, Mas Indri Arifiandi, Yulianti, dan lainnya. Kegiatan ini sebagai penyatuan spirit perjuangan para pahlawan pendiri bangsa dan spirit perjuangan reformasi, akan dilanjutkan di Surabaya dan Bogor. Para aktivis 98 berencana akan bertemu dengan Presiden Jokowi setelah pertemuan di Bogor.