Anies Baswedan Diundang KPK, Pesanan Elit Politik dan Konglomerat Hitam?

Uncategorized

Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)

”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS. al-Isra: 7)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kemarin (21/9) memenuhi undangan KPK. Elit politik merah dan konglomerat hitam tepuk tangan. Mereka berupaya mendowngrade kredibilitas Gubernur Anies.

Elit politik ini saat pandemi, kekayaannya justru bertambah fantastis. Lain halnya dengan Gubernur Anies dan Gubernur Edy Rahmayadi. Dua gubernur ini kekayaannya berkurang.

Mereka para elit politik merah dan konglomerat hitam berharap Anies Baswedan ditersangkakan. Hal ini terlihat saat Anies Baswedan keluar gedung KPK usai memenuhi undangan KPK. Ada segerombolan orang berdemo membawa poster, “Penjarakan Anies!!!”.

Gubernur Anies Baswedan memberikan keterangan sebagai saksi terkait kasus dugaan pengadaan lahan di Munjul, Jakarta Timur. Disebut-sebut melibatkan mafia tanah yang juga sebagai elit partai politik Jakarta.

“Pada pagi hari ini saya memenuhi undangan untuk memberikan keterangan sebagai warga negara yang ingin ikut serta di dalam memastikan tata kelola pemerintahan berjalan dengan baik, maka saya datang memenuhi panggilan,” kata Anies di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (21/9/2021).

Gubernur Anies memenuhi undangan KPK berkaitan dengan tersangka Direktur Utama Sarana Jaya nonaktif, Yoory Corneles Pinontoan (YRC). Rumornya, YRC orang kepercayaan Ahok, Gubernur sebelum Anies. Yoory C Pinontoan, diangkat Ahok jadi Dirut Sarana Jaya. Dicopot Anies gara-gara dugaan korupsi

Ada pihak-pihak yang bermain. Mencari-cari kesalahan Anies Baswedan. Gagal menginterpelasi Gubernur Anies. Isu korupsi tanah Munjul dan Formula E dimainkan. Pembunuhan karakter Anies. Tidak jadi tersangka, setidaknya mendowngrade popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan.

Mereka ketakutan bila Anies Baswedan terpilih jadi Presiden 2024. Popularitas dan elektabilitas Anies harus diganggu. Mereka belum punya tokoh yang bisa mengimbangi popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan. Apalagi Ganjar Pranowo terancam dipecat dari PDIP gara-gara ‘ngotot’ nyapres. Isu Amandemen UUD 1945 ditolak rakyat.

Anies Baswedan dianggap musuh terberat. Satu-satunya jalan ‘menjatuhkan’ Anies dengan ‘menjerat’ Anies melalui kasus tanah Munjul dan Formula E sebelum 2024. Malangnya bagi mereka, tidak ada jejak korupsi Anies di 2 kasus tersebut.

Gelagat elit politik merah dan konglomerat hitam terang benderang, kasar, egois, sok kuasa, norak dan tidak beretika. Ciri khas berpolitiknya orang-orang merah dan konglomerat hitam.

“Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah: 150)

Bandung, 15 Shafar 1443/22 September 2021