Persoalan yang ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu korupsi, menjadi sapi perah elit di negeri dan merugi. Permasalahan perusahaan plat merah bukan isu radikalisme.
“Isu radikalisme di BUMN sengaja dihembuskan untuk menutupi garong neg korupsi di perusahaan plat merah. Persoalan besar di BUMN itu Garong yang negara, merugi dan jadi sapi perah elit di negeri ini,” kata aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada www.suaranasional.com, Sabtu (18/9/2021).
Menurut tahanan politik di era Soeharto, penempatan komisaris yang tidak mempunyai kemampuan menambah buruk BUMN. “BUMN diisi komisaris dari relawan Jokowi yang tidak mempunyai kemampuan mengelola perusahaan negara,” ungkapnya.
Kata Salim, BUMN makin terpuruk dengan melemparkan isu radikalisme di lingkungan pegawai perusahaan plat merah itu. “Harusnya BUMN melakukan perubahan manajemen secara besar-besaran agar menjadi lebih baik,” jelas Salim.
Salim juga menyesalkan Komisi VI DPR yang tidak mengkritik kinerja Menteri BUMN Erick Thohir. “Harusnya DPR bersuara keras terhadap Erick dan meminta tidak mengeluarkan pernyataan kontroversional seperti adanya radikalisme di BUMN,” pungkasnya.