Pengamat Intelijen Ingatkan Ancaman Terorisme dalam Bentuk Penyebaran Bahasa Arab

Uncategorized

Penyebaran terorisme dengan memperbanyak bahasa Arab sangat mengkhawatirkan generasi penerus bangsa. Anak muda yang sudah tergerus bahasa Arab melupakan bahasa Indonesia bahkan sampai tidak mau hormat ke bendera Indonesia.

“Bagaimana saya tak khawatir, anak muda kita sudah tak mau lagi hormat pada bendera RI, tak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu diperbanyak bahasa Arab.” kata pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati dikutip Hops.id, Selasa (7/9/2021). “Bukan berarti Arab itu memiliki konotasi teroris, namun kalau arahnya ke terorisme bahaya,” ungkapnya.

Kata Nuning, panggilan akrabnya, kelompok pendukung Taliban di Indonesia Ingin merebut kekuasaan dengan cara mereka sendiri.

“Karena sebenarnya mereka juga ingin berkuasa, ingin punya kekuasaan, tapi mereka ingin berkuasa dengan cara mereka sendiri,” katanya.

Ia juga mengemukakan satu ciri-ciri sekolah Indonesia yang berkiblat ke Taliban, kata dia, para anak didiknya termasuk sang guru tak mau hormat ke bendera.

“Mereka juga tak mau pasang foto presiden dan wapres. Lalu mereka tak mau menghafal menteri-menteri, tak mau menghafal parpol-parpol,” kata dia.

Gerakan sekolah yang berkiblat pada Taliban ini, tentu harus diwaspadai. Karena sekolah merupakan pabrik pencetak para pemimpin negeri di masa depan, sekolah pula yang mencerdaskan bangsa.

Maka itu, kasus ini dianggap harus menjadi perhatian bagi Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, BIN, BNPT, TNI dan Polri.