Ika Ikopin Bagai Pungguk Merindukan Bulan

Uncategorized

Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)

Mulanya dari group jurusan. Ada yang posting sosok calon Ketua Umum IKA IKOPIN 2021 – 2025. Entis Sutisna. Adik kelas satu jurusan. Hebat lah kalau Entis Sutisna berhasil jadi Ketua IKA IKOPIN. Ngiring bingah kata orang Sunda. Walaupun tidak mudah bagi Entis Sutisna untuk menang.

Diakui sejak lulus IKOPIN tidak aktif sama sekali di IKA IKOPIN. Walaupun rumah tidak jauh dari kampus seribu tangga. Cuma beda kecamatan. Sesekali main ke kampus. Sekedar melepas kangen. Shalat di Masjid Darul Ikhwan atau Masjid Imam Bukhari (dulu PPM Fi Zhilal Qur’an). Sebelahan dengan kostnya Bang Andri Istambul.

Postingan sosok Entis Sutisna riuh juga dibeberapa group WhatsApp dan FB. Pro kontra. Biasa dalam sebuah organisasi. Tidak rame kalau tidak ada dinamika.

Mulailah penulis mencari informasi, baik dari senior ataupun yunior. Bagaimana dinamika IKA IKOPIN menjelang Munas. Sejauhmana capaian-capaian alias kinerja IKA IKOPIN selama ini. Kontak alumni sana-sini untuk mencari informasi yang sebenarnya. Biar berimbang dan fair.

Hasilnya. Kemungkinan besar akan muncul dua calon Ketua Umum IKA IKOPIN. Duel Entis Sutisna lawan yuniornya, Sekjen IKA IKOPIN periode 2017 – 2021 Merdi Hajiji. Rumornya, Ketua Umum Gerakan Masyarakat Koperasi Indonesia (GEMAKOPIN), Ahmad Sehu Ibrahim kabarnya akan turun gunung. Wait and see!

Ancaman bagi Entis Sutisna bila Ahmad Sehu Ibrahim jadi maju. Suara Entis Sutisna terbelah. Satu fakultas satu jurusan dua kandidat. Merdi Hajiji dipastikan menang.

Kemunculan Entis Sutisna menjelang Munas Ikatan Keluarga Alumni Institut Koperasi Indonesia (IKA IKOPIN) boleh dibilang sangat cepat. Diluar dugaan kompetitor. Entis Sutisna muncul saat kandidat lain belum muncul secara terbuka.

Kemunculan Entis Sutisna terlalu cepat menguntungkan sekaligus merugikan bagi Entis Sutisna. Menguntungkan. Mesin ‘politik’ cepat panas. Mendulang dukungan lintas angkatan dan jurusan. Meredam rekan se fakultas ikut berkompetisi. Kerugiannya. Rekam jejak politik sosok Entis Sutisna diam-diam dibuka oleh seniornya. Angkatan 1986. Viral di media sosial. Bumerang.

Latar belakang politik Entis Sutisna. Kader PDIP. Sayangnya, Yoedani tokoh senior alumni yang punya pengaruh cukup kuat di jaringan alumni terlalu maju ke depan. Lain ceritanya, kalau Entis Sutisna menggunakan tangan yuniornya, yang tidak terbaca rekam jejak politiknya.

Pendukung Entis Sutisna mudah terbaca. Secara ideologi politik lebih dekat dengan PDIP. Apalagi Entis Sutisna saat ini menjabat Sekretaris DPD PDIP Purwakarta. Walaupun menurut AD/ART IKA IKOPIN tahun 2007, tidak ada larangan calon Ketua Umum dari partai politik. Sah-sah saja. Lagian, jadi Ketua Umum IKA IKOPIN tidak ada duitnya. Proyek, jangan ditanya soal itu. Justru duitnya ‘dipelorotin’ untuk memperjuangkan IKA IKOPIN. Hitung-hitung sedekah bagi Entis Sutisna.

Pada periode 2017 – 2021 dibawah komando Andri Istambul yang juga kader PDIP. Secara ‘kantong’ lebih tebal ketimbang Entis Sutisna, dipertanyakan kiprahnya dalam memperjuangkan koperasi sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945 Asli. Apakah kader PDIP mau memperjuangkan ini?

Kenapa ‘kantong’? Karena IKA IKOPIN tidak punya uang. Butuh orang berkantong tebal untuk memperjuangkan ekonomi konstitusi. Membangun jaringan nasional. Memperjuangkan kembali ekonomi konstitusi. Sementara itu, IKOPIN pun dalam kondisi kritis. Landasan konstitusional IKOPIN sebagai salahsatu pejuang ekonomi konstitusi ambruk pasca berlakunya Pasal 33 UUD 2002.

Andri Istambul secara kantong dan jaringan politik jauh di atas Entis Sutisna tak terdengar gaungnya dalam hal yang satu ini. Padahal, dua periode Jokowi menjabat. Menteri Koperasi selalu dari PDIP.

Secara ideologis dan emosional, seharusnya Andri Istambul bisa melobi Menteri Koperasi dan anggota DPR dari Fraksi PDIP yang sedang berkuasa. Setidaknya membuat IKOPIN lebih baik. Misalnya, saat mahasiswa daftar masuk IKOPIN tidak membuat manajemen IKOPIN jantungnya berdetak lebih kencang. Break event point atau defisit. Seperti pada era 1990-an jumlah mahasiswa yang daftar ribuan. Atau, alumni IKOPIN banyak ditampung bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. IKOPIN connection misalnya. Nyatanya, alumni IKOPIN lebih banyak menganggur daripada berhasil. Dapat dihitung dengan jari alumni IKOPIN yang berhasil dari 15.000 lebih sarjana IKOPIN. Miris sekali.

Mampukah Entis Sutisna dan Merdi Hajiji mendobrak itu? Andri Istambul saja yang kita kenal sangat idealis dan jaringannya bagus di PDIP belum kelihatan buahnya. Pesimis. Bahkan bagai pungguk merindukan bulan.

Jadi? Soal IKOPIN jadi Universitas saja belum tentu jadi solusi. Sepanjang ekonomi konstitusi masih terkubur. Kembali ke Pasal 33 UUD 1945 Asli tidak kita perjuangkan. Isu yang sangat sensitif bagi PDIP.

Bandung, 12 Muharram 1443/21 Agustus 2021