Air Mata (Buaya) Megawati untuk Jokowi?

Uncategorized

Oleh : Ahmad Khozinudin (Sastrawan Politik)

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kembali menjadi sorotan usai menyampaikan kesedihannya melihat banyak pihak menghina Presiden Jokowi. Ungkapan kesedihan itu ia sampaikan di acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Besakih yang disiarkan di kanal Youtube Pemprov Bali, Rabu (18/8/2021).

Dalam sambutannya, Megawati mengaku sering menangis melihat sosok Presiden Jokowi yang menjadi kurus karena memikirkan rakyat. Kesedihannya semakin bertambah saat mendapati banyak pihak mengejek Presiden Jokowi. Ia bahkan mencontohkan ada ejekan yang menyebut Jokowi kodok.

Entahlah, apakah Mega sempat menangis atas beban yang diderita wong cilik selama PPKM ini. Wong cilik dipaksa dirumah, sementara pemerintah tidak menjamin kebutuhan dasarnya sesuai UU Kekarantinaan Kesehatan.

Entahlah, apakah Mega sempat menangis atas proses pelemahan KPK. Konon, pegawai KPK ingin bertemu masyarakat saja minta dirahasiakan identitasnya karena malu.

Entahlah, apakah Mega sempat menangis atas dampak kenaikan BBM bagi rakyat. Saat pandemi BBM dunia turun, BBM di tanah air tetap tinggi.

Entahlah, apakah Mega sempat menangis atas jeritan rakyat karena kenaikan TDL. Membayar listrik sudah seperti membayar kontrakan saja saking mahalnya.

Entahlah, apakah Mega sempat menangis atas PHK sejumlah pekerja karena kelesuan ekonomi. Jokowi gagah mengklaim kenaikan ekonomi 7,07 %, tapi rakyat tidak merasakan dampaknya.

Dan seterusnya…

Megawati juga menuduh yang mengkritisi Jokowi tidak ksatria menemui Jokowi langsung. Padahal, beberapa kali Jokowi didatangi pengkritik (didemo) malah kabur meninggalkan pendemo.

Atau PDIP yang ditantang debat Demokrasi vs Khilafah, juga tidak ditanggapi. Jadi siapa yang penakut ? rakyat atau Jokowi ? pejuang Khilafah atau kader PDIP ?

Rasanya, rakyat kangen Mba Puan nangis lagi karena kenaikan BBM. Atau kader PDIP yang mengkritik utang pemerintah. Kenapa semua sekarang diam ?

Kritik kepada Jokowi itu karena Jokowi presiden Indonesia. Coba kalau Jokowi hanya pengusaha kayu biasa, pasti tidak ada yang mengkritiknya.

Sekarang, rakyat mau menemui Jokowi, mau demo dan mau mengajukan kritik dan aspirasi kepada Jokowi malah di halangi dengan barikade PPKM. Nah loh, klo begini siapa sebenarnya yang takut bertemu ?