Kisah Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan Merawat Istrinya 22 Tahun

Uncategorized

Tak ada raut lelah sesal apalagi keinginan untuk menikah lagi meski isterinya berulang kali meminta.

Ini kisah nyata, bukan Fiksi atau Imajinasi. Tentang Kesetiaan seorang suami. Banyak yang kenal dengan dia. Tetapi tidak banyak yang kenal perjalanan hidupnya.

Laki-laki itu sudah bangun pukul 02.00 dini hari. Lalu sibuk di dapur. Memasak air. Sembari menunggu air mendidih dia membangunkan istri untuk Shalat Tahajud. Lalu Shalat Subuh. Selesai Shalat laki-laki itu bersih-bersih rumah, mencuci pakaian, ngepel dan hal lain yang berkaitan dengan urusan rumah. Setelah itu dia memandikan istrinya.

Loh, kok memandikan istri?….Ya, karena istrinya lumpuh. Tak berdaya melakukan aktivitas untuk diri sendiri. Merawat istri yang lumpuh itu berlangsung bukan sehari atau sepekan atau sebulan.

“Sudah 22 tahun” kata laki-laki itu. Masa yang panjang. Sekali lagi sudah 22 tahun. Hingga kini. Bahkan sampai kapanpun dia siap merawat istrinya.

Setelah semua urusan rumah beres, baru laki-laki itu pergi ke kampus.

Siapa laki-laki itu? Dia adalah Budi Utomo, Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) Jawa Timur.

Hebatnya dia tampak biasa saja. Wajah tetap segar. Juga tidak pernah kelihatan punya beban berat “Alhamdulillah semua karena pertolongan ALLAH” katanya.

Sumber Kekuatan Budi Utomo
Dari mana sumber kekuatan Budi Utomo? Selama 22 tahun bisa memiliki kesabaran dan kesetiaan yang luar biasa itu?

Ada tiga sumber yang menguatkan dia.
Pertama, ajaran sgama yang mengajarkan tidak boleh berputus asa.

Kedua, cintanya kepada istrinya. Cinta memang kekuatan luar biasa. Yang tidak mungkin menjadi mungkin. Mengubah takut menjadi berani. Mengubah lemah menjadi kuat.

Ketiga, pesan ayahnya: “Cintai istrimu sepenuh hati!” Pesan itu disampaikan ketika Budi dan istrinya, Suwati, masih segar bugar. “Ayah juga memberi contoh cintanya kepada ibu,” kata dia.

Mengapa Budi tidak menikah lagi? Banyak orang bertanya tentang itu. Banyak juga yang menyuruh. Orang pertama yang menyuruh dia menikah lagi justru istrinya sendiri. Mungkin sang istri merasa tidak bisa mendampingi suaminya secara semestinya.

Namun Budi mengabaikan. Istrinya menyuruh lagi. Budi tetap mengabaikan. Ketika istrinya sudah keempat kali menyuruh menikah lagi, dia segera mengumpulkan anak-anaknya.

Saya yang mendengar cerita itu di ruang rektor mengira Budi akan minta izin kepada anak-anaknya menikah lagi.

Ternyata lain. Di depan anak dan istrinya Budi justru menegaskan dia tidak berfikir sedikit pun menikah lagi. “Bapak akan fokus terus mendampingi ibumu sampai sembuh,” katanya tegas. Saya tertegun. Teguh sekali laki-laki ini.

Banyak ujian hidup dilalui Budi. Misalnya ketika dia akan mengadakan resepsi pernikahan anaknya. Sehari sebelum resepsi istrinya terjatuh di kamar mandi. Patah tulang kakinya. Maka harus opname di rumah sakit. Namun resepsi harus terus berjalan. Meskipun tanpa kehadiran istri. Di pelaminan Budi didampingi seorang wanita….Bukan istrinya.

Maka undangan banyak mengira itu istri Budi yang baru. Orang tidak tahu bahwa wanita itu adalah adik kandung Budi sendiri.

Tidak semua laki-laki punya ketabahan, Kesabaran dan Keteguhan seperti Budi Utomo. Tidak semua laki-laki.

Beberapa hari yang lalu Pak Budi Utomo berpulang

Semoga Ampunan, Rahmat dan Surga Firdaus di SisiNYA… إن شآء الله
آمين اللهم آمين

Pak Budi Utomo terpapar Covid bersama isterinya sejak awal Juli.
Dan isterinya wafat tgl 4 Juli 2021..menyusul Pak Budi Utomo tgl 27 Juli 2021إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون