Garuda Shield, Pengamat: Publik Mengkaitkan Cengkeraman China Atas Indonesia

Uncategorized

Latihan Bersama besar-besaran Tentara Amerika dengan TNI AD dengan sandi “Garuda Shield” dipandang publik erat kaitannya cengkeraman RRC atas negara Indonesia.

“Publik dalam negeri memandang Latihan Bersama ini ada hubungannya cengkeraman RRC atas negara Indonesia baik program jalan sutera OBOR maupun dominasi ekonomi termasuk TKA asal China yang membanjir,” kata pengamat M Rizal Fadillah kepada www.suaranasional.com, Jumat (30/7/2021). “TNI AD bermanuver di tengah hangatnya kondisi politik global dan nasional tersebut,” jelasnya.

Secara formal “Garuda Shield” sebagaimana penjelasan KSAD Jenderal Andika adalah kerjasama rutin tahunan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personal TNI AD, namun sebagaimana penegasan pihak US Army kerjasama ini memberi bobot khusus pada tekad AS untuk mendukung kepentingan keamanan teman dan sekutu di kawasan.

Ia mengatakan, peningkatan ketegangan global yang berimbas pada ketegangan nasional berefek politik. Pemerintahan Jokowi yang terlalu dekat dengan RRC tentu menjadi kurang nyaman.

“Lalu, demi kebijakan politik luar negeri yang “bebas aktif” mungkinkah setelah ini akan diadakan Latihan Bersama “Garuda Shield” lain dengan Tentara China yang bisa saja bersandi “Dragon Shield” ?” tanya Rizal.

Rizal mengatakan, sangat sulit China mengadakan latihan perang bersama dengan Indonesia karena pertama, tentara China tidak terbiasa “bersekutu” apalagi melalui Latihan Bersama. Hegemoninya senantiasa mengandalkan kekuatan sendiri. Berbeda dengan politik militer AS yang gemar keroyokan sejak dulu, karenanya sebutan populer untuk ini adalah tentara sekutu (allied army).

“Kedua, hegemoni China selalu berbasis ekonomi, sehingga unjuk kekuatan militer bersama dengan negara “sahabat” akan berpengaruh pada stabilitas penguasaan ekonomi dan bisnis. Menekankan pada kerjasama politik dan militer menakutkan pelaku bisnis China,” jelasnya.

Ketiga, rakyat Indonesia tidak mudah menerima kehadiran Tentara China walau sekedar Latihan Bersama. Di samping trauma pada sejarah pemberontakan PKI yang dikendalikan RRC, juga masyarakat beragama khususnya umat Islam akan bereaksi keras menentang Latihan Bersama yang dipandang bagian dari penguatan penyebaran ideologi Komunis. Musuh agama.