Andai PPKM Diperpanjang, Ada Adu Penaltikah?

Uncategorized

Oleh: Abu Muas T. (Pemerhati Masalah Sosial)

Penyebaran virus covid yang menyebar ke seluruh dunia atau negara, jika boleh diibaratkan bak Virus Club Covid (Vc Covid) yang mengajak bertanding di lapangan pada setiap negara. Setiap Kepala Negara tampil sebagai pelatihnya dalam melawan penyebaran Vc Covid.

Pelatih yang jenius dan cerdas pasti akan menurunkan para pemainnya yang profesional untuk menghadapi Vc Covid yang bermainnya cenderung menyerang. Maka dapat dilihat hasilnya, bagi negara-negara yang pelatihnya menurunkan para pemainnya yang cukup profesional dan handal, Vc Covidnya terlihat sudah mulai melemah.

Di negeri ini, setelah tidak kurang dari 16 bulan lamanya bertanding menghadapi Vc Covid dimana pelatih telah menerapkan sejumlah strategi. Dari mulai strategi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), New Normal, dan kini dihadapi dengan strategi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang hingga kini malah Vc Covid terasa lebih merajalela serangannya.

Menyikapi serangan Vc Covid yang semakin hari bukannya melandai, malah cenderung serangannya tambah masif ini, layaklah kemudian timbul sejumlah pertanyaan dari penonton.

Akankah masa PPKM diperpanjang, jika diperpanjang yang pada akhirnya hasilnya sama, akan ada adu penaltikah bak pertandingan sepak bola? Pertanyaan lain yang patut juga diajukan adalah, adakah kesalahan sang pelatih yang telah salah memilih pemain dalam menghadapi Vc Covid? Misalnya, menunjuk Menteri Maritim dan Investasi menjadi kapten di lapangan menghadapi Vc Covid, kok bukan Menteri Kesehatan yang menjadi kapten lapangannya?

Atau lebih mendasar lagi pertanyaan berikutnya, patut diduga apakah pelatihnya juga tidak punya kapasitas sebagai pelatih dalam menghadapi Vc Covid sehingga memilih kapten dan pemainnya pun tidak tepat?

Jelang berakhirnya masa PPKM yang tinggal menghitung hari hingga tanggal 20 Juli 2021 nanti, tentu kita berharap semoga kondisinya semakin kondusif sehingga PPKM tak perlu diperpanjang lagi. Namun, andai saja terjadi kondisi sebaliknya, tentu tidak semudah mengambil kebijakan perpanjangan sebelum ada evaluasi yang lebih menyeluruh.

Evaluasi ini sangat perlu dilakukan, karena sangat mungkin pelatih akan mengganti sejumlah pemainnya dalam menghadapi Vc Covid yang semakin masif serangannya. Atau sangat mungkin pelatih yang sudah merasa sangat letih dalam menghadapi serangan Vc Covid, lalu pelatih dengan kelegowoannya mempersilakan pelatih lain yang siap tampil sebagai pelatih utama dalam menghadapi Vc Covid?