Perlu adanya tim independen untuk menyelidiki kejanggalan meninggalnya Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong di pesawat. Selama ini Bupati Helmud Hontong sangat tegas menolak pertambangan emas di wilayah tersebut.
“Untuk menepis berbagai kecurigaan atas meninggalnya Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong perlu dibentuk tim independen,” kata aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi kepada www.suaranasional.com, Senen (14/6/2021).
Menurut Nicho, tim independen ini terdiri orang-orang yang berkompeten di bidangnya. “Ada dokter, krimonolog, pengacara, dan tokoh masyarakat setempat yang menjadi tim independen untuk menyelidiki meninggalnya Wakil Bupati Sangihe,” ungkapnya.
Meninggalnya Helmud Hontong, kata Nicho mengingatkan kejadian kematian aktivis HAM Munir di pesawat menuju Belanda. “Munir meninggal diracun saat Rezim Megawati berkuasa,” jelas Nicho.
Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah Ismail meminta penegakan hukum melakukan investigasi terhadap kematian Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Helmud Hontong. Jatam menilai kematian mendadak Helmud di dalam pesawat saat menempuh perjalanan Bali-Makassar, Rabu (9/6) sangat janggal.
Dikutip dari tempo.co, saat memberikan keterangan, Jumat (11/6), Merah mengatakan, sebelum melakukan perjalanan tidak ada keluhan sakit atau gangguan kesehatan. Ia menyatakan Helmud dalam kondisi baik saat bepergian. Itulah sebabnya kematian mendadak Helmud terkesan aneh dan patut diinvestigasi.
Merah pun mengaitkan peristiwa itu dengan sikap Helmud yang sangat keras menentang penambangan emas di Pulau Sangihe. Penolakan itu bahkan sudah disuarakan Helmud sejak 2017. Merah menuturkan, sikap Helmud ditunjukkan dengan menolak memberikan kontrak perpanjangan izin usaha pertambangan (IUP) kepada PT Tambang Mas Sangihe (TMS), perusahaan tambang emas yang modalnya dimiliki investor asal Kanada.