Publik lebih mempercayai Habib Rizieq Shihab (HRS) dalam pledoinya yang menyebut pernah bertemu Kepala BIN Budi Gunawan dari bantahan dari lembaga telik sandi negara itu.
“Publik dalam menilai persoalan ini akan lebih memberikan kepercayaan kepada HRS ketimbang pernyataan Wawan atau BIN secara resmi,” kata sastrawan politik Ahmad Khozinudin dalam artikel berjudul “Protop Intelijen Itu Membantah”
Kata Ahmad Khozinudin, otoritas HRS merupakan seorang ulama yang wajib menyampaikan kebenaran apapun resikonya. Sementara otoritas Wawan, adalah otoritas orang intelejen yang terbiasa dengan dusta dan tipu daya. “Dalam dunia intelijen, di antara taktik paling dasar adalah mengelabui musuh, diantaranya dengan dusta dan tipu daya,” paparnya.
Ahmad Khozinudin meminta BIN melalui Budi Gunawan bicara apa adanya. Tito Karnavian juga harus bicara, sebab republik ini milik seluruh rakyat bukan milik segelintir orang.
“Pernyataan HRS ini membuktikan, ada kendali lain selain otoritas resmi negara, sehingga kesepakatan ilegal itu bisa dibuat walau akhirnya dikhianati. Semua, wajib dibuka secara terang benderang,” jelas Ahmad Khozinudin.
Publik sudah paham dunia intelijen adalah dunia tipu daya. Menipu, berbohong, bahkan seorang intel memiliki beberapa kepribadian yang berbeda itu biasa saja.
“Karena itu, bantahan BIN terhadap pernyataan HRS menjadi tidak bernilai. Mengingat, baik sebagai personal atau lembaga, intel terbiasa memainkan peran ganda. Membantah dalam konteks berkelit, itu bukan barang baru,” pungkasnya.