Tolak Anjuran KH Noor Halim, Pengurus Masjid Agung Kudus Tegaskan Jaga Jarak untuk Shalat Berjamaah

Uncategorized

Masjid Agung Kudus tetap memberlakukan protokol kesehatan untuk para jamaah dengan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berjabat tangan untuk para jamaah.

“Kami Pengurus Agung Kauman Kudus menyatakan bahwa dalam rangka memberikan pelayanan peribadatan kepada jamaah pada masa pandemi Covid-19 tetap menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan ikhtiar mencuci tangan, memakai masker, tidak berjabat tangan, menjaga jarak,” kata pengurus Masjid Agung Kudus dalam video yang beredar di kalangan masyarakat.

Kata pengurus Masjid Agung Kudus, prokes untuk para jamaah sebagai ikhtiar untuk menyelamatkan dari virus Covid-19. “Semoga ikhtiar ini Allah memberikan perlindungan kita semua dan menyelamatkan kita dari virus Corona,” ungkapnya.

KH Noor Halim Kudus Minta Shalat tak Perlu Jaga Jarak & Anjurkan Jabat Tangan

Sebelumnya, dalam khutbah di Masjid Agung Kudus KH Noor Halim meminta para jamaah untuk tidak menjaga jarak ketika shalat dan bersalaman ketika setelah melaksanakan Rukun Islam yang kedua itu, Jumat (12/6/2021).

“Menjaga jarak juga kita terapkan, tetapi tidak ketika sedang shalat, kita harus merapatkan shaf shalat kita. Sudah satu tahun lebih kita sholat di masjid dengan menjaga jarak. mulai hari ini ayo rapatkan shaf shalat kita,” kata Kiai Noor Halim.

Kiai Noor Halim mengatakan, umat Islam harus memakai masker ketika shalat sebagai ikhtiar untuk pencegahan Covid-19. “Namun ketika shalat sebaiknya masker diturunkan agar hidung bisa nempel di tempat sujud, karena itu sebagian dari sunnah Nabi,” jelas Kiai Noor Halim.

Ia juga meminta jamaah melakukan jabat tangan setelah shalat berjamaah. “Bersalaman adalah anjuran dari Nabi,” paparnya.

Dalam khutbah itu, Kiai Noor Halim meminta pamflet larangan berjabat tangan di Masjid Agung Kudus dicopot. “Kita harus lebih takut kepada Alloh SWT, daripada takut kepada corona karena corona adalah makhluk,” jelas Kiai Noor Halim.

Selain itu, Kiai Noor Halim tidak mau menjadi imam ketika para jamaah tidak mau merapatkan shaf.