Indonesia Kabarnya Akan Beli Senjata Canggih Mirip Iron Dome, Apa Saja Kelebihannya?

Uncategorized

Persenjataan setiap negara menarik untuk dibicarakan. Apalgi, baru-baru ini, konflik Palestina dan Israel, telah menyita perhatian banyak orang, termasuk teknologi persenjataan yang dimiliki kedua negara.



Berbagai aspek diliput dalam konflik ini tak hanya terkait kekerasan militer Israel kepada warga Palestina, tapi juga keunggulan Israel.





Salah satu hal yang mengunggulkan Israel adalah Iron Dome.



Iron Dome adalah sistem pertahanan udara yang bisa berpindah-pindah dan dipakai dalam semua cuaca.



Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries.



Sistem ini dirancang menghalau dan hancurkan roket jarak pendek dan serangan tembakan lain yang ditembakkan dari jarak 4 kilometer sampai 70 kilometer.



Iron Dome inilah yang membuat Israel bisa menangkis serangan-serangan roket Hamas.



Namun dalam konflik terbaru, Iron Dome runtuh dan pertahanan udara Israel akhirnya berhasil dijebol oleh Hamas.



Selain Iron Dome rupanya ada beberapa sistem pertahanan rudal serupa di dunia.



Salah satunya adalah C-RAM.



Counter Rocket, Artillery and Mortar adalah kepanjangan dari nama ini.



C-RAM sendiri adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan menghancurkan roket yang datang.



Tidak hanya roket, artileri dan mortir terbang di udara sebelum mendarat juga bisa dihalau sistem ini.



Wikipedia menjelaskan sistem penghalau roket ini dimiliki di antaranya oleh Angkatan Darat Australia, Angkatan Udara Jerman, Militer Italia, Pasukan Pertahanan Israel (Iron Dome), Tentara Pembebasan Rakyat China, Militer Inggris, dan Militer Amerika Serikat.



Nah kabarnya Indonesia akan segera memiliki sistem pertahanan anti-rudal ini.



Mengutip jurnal TNI AD Yudhagama edisi Desember 2017, salah satu artikelnya berjudul ‘Modernisasi Alutsista Arhanud TNI AD’ karangan Kolonel Arh Blasius Popylus, nama C-RAM disebutkan.



Artikel yang menjadi proposal untuk penambahan C-RAM ke deretan alutsista TNI AD itu menjelaskan C-RAM diperlukan untuk menangkal ancaman roket, artileri dan mortir.



C-RAM adalah pengembangan dari meriam dengan kemampuan menembak amunisi dan ketepatan yang sangat tinggi sehingga kemungkinan tepat sasaran cukup besar.



C-RAM awalnya dirancang dari sistem CIWS (Close In Weapon System) digunakan oleh kapal untuk menangkal rudal yang menggunakan lintasan beberapa meter di atas permukaan laut dan baru bisa dideteksi pada jarak yang sangat dekat.



Namun Kolonel Popylus menilai C-RAM akan jauh termaksimalkan penggunaannya jika alutsista pertahanan TNI AD sudah dapat melaksanakan integrasi dalam suatu fungsi operasi.



Sering kali, radar yang satu dengan radar yang lain belum bisa melaksanakan tukar menukar informasi.



Bahkan radar Alutsista Mistral (MCP) ternyata belum dapat membagi informasi sasaran antar MCP sendiri.(tribunnews)