Jokowi Bicara Soal Radikal di HUT Pancasila, Pengamat: Jadi Bahan BuzzerRp Adu Domba

Uncategorized

Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai radikal di hari ulang tahun Pancasila menjadi bahan buzzerRp melakukan adu domba anak bangsa.

“BuzzerRp mendapat bahan dan legitimasi atas pidato Pidato Presiden Jokowi terkait radikalisme di HUT Pancasila. Pidato Jokowi menjadi bahan buzzerRp melakukan adu domba dan fitnah,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada www.suaranasional.com, Rabu (2/6/2021).

Menurut Muslim, buzzerRp akan memberikan stigma radikal kepada siapa saja yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah. “Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) mendapat stigma radikal akibat mendukung Novel Baswedan dalam melawan pelemahan KPK,” jelasnya.

Kata Muslim, Pancasila dipakai penguasa untuk menggebuk lawan politik. “Klaim paling Pancasila dan NKRI menyerang kelompok-kelompok oposisi dengan tudingan kadal gurun (kadrun) dan radikal,” jelasnya.

Muslim merasa heran di HUT Pancasia, Jokowi tidak berbicara ancaman korupsi yang sangat bertentangan dengan ideologi Bangsa Indonesia. “Potensi korupsi bansos yang pernah diungkap Novel mencapai Rp100 triliun. Harusnya Presiden berbicara masalah ancaman korupsi,” ungkap Muslim.

Ia mengatakan, pidato Jokowi adanya ancaman radikalisme justru makin memperlebat polarisasi di masyarakat. “Masyarakat makin terpecah,” katanya.

Sebelumnya, Jokowi meminta semua pihak waspada terkait rivalitas antarideologi. Termasuk soal meningkatnya ideologi transnasional di era disrupsi teknologi ini.

“Kemudahan ini bisa digunakan oleh idiolog-idiolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu,” kata Jokowi saat peringatan Hari Pancasila, Selasa (1/6/2021).

Menurut Jokowi, kecepatan ekspansi ideologi radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini. Revolusi industri 4.0 telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi dan berorganisasi dalam skala besar lintas negara.

“Ketika konektivitas 5G melanda dunia maka interaksi antardunia juga semakin mudah dan cepat,” kata Jokowi.

Hal ini, kata Jokowi, adalah salah satu tantangan yang dihadapi Pancasila saat ini. Globalisasi dan interaksi antar belahan dunia menurut dia, tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan.

Karena itu, Jokowi mengajak seluruh masyarakat menghadapi hal tersebut dengan cara perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila dengan cara-cara yang tidak biasa.

“Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa, memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0 dan sekaligus Pancasila harus menjadi pondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan,” kata Jokowi.