Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan ulama dan intelektual organik yang bukan hanya di menara gading tetapi bersama umat dan rakyat berjuang melakukan pembebasan.
“Kalau memakai pisau analisa Antonio Gramsci, HRS itu ulama dan intelektual organik yang bukan hanya di menara gading tapi bersama umat dan rakyat melakukan pembebasan dari ketertindasan,” kata aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Senin (19/4/2021).
Menurut Nicho, HRS mampu membuat organ perjuangan dalam berbagai bentuk misal Hilal Merah Indonesia (HILMI) yang fokus dalam bidang kesehatan dan sosial. “Warga miskin di Jakarta banyak terbantu adanya HILMI,” ungkap Nicho.
Dalam bidang hukum, kata Nicho, FPI memiliki Bantuan Hukum Front (BHF) yang memberikan advokasi soal hukum kepada rakyat miskin. “Warga miskin yang tergusur tanahnya dibantu oleh BHF,” jelasnya.
Kata Nicho, HRS juga melakukan unjuk rasa menggalang kekuatan rakyat melawan penggusuran. “EraGubernur DKI Sutiyoso sampai Ahok beberapa kali FPI melakukan demo menolak penggusuran,” ungkap Nicho.
Ia mengatakan, HRS menerjemahkan agama Islam dalam segi kehidupan masyarakat. “Dialog antar agama secara jujur dilakukan HRS, berkawan dengan banyak kalangan bukan hanya Islam saja,” ungkapnya.
Keintelektual HRS, kata Nicho dibuktikan dengan gelar PhD dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). “Kemampuan akademis HRS tidak diragukan lagi. Gelar PhD bukan untuk pajangan tapi diaplikasikan dalam kehidupan nyata,” pungkasnya.