PKC Dukung Papua Barat Merdeka, Pengamat: Cina Dorong Jokowi Kasih Referendum

Uncategorized

Cina akan mendorong Presiden Jokowi memberikan referendum buat Papua Barat setelah Partai Komunis Cina (PKC) mendukung kemerdekaan provinsi di bagian ujung Timur Indonesia itu.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada www.suaranasional.com, Ahad (18/4/2021). “Cina mengincar kekayaan alam di Papua Barat sehingga setelah merdeka, negeri Tirai Bambu itu bisa menguasai wilayah melalui investasi dan tenaga kerjanya,” paparnya.

Kata Muslim, Cina mendorong Jokowi memberikan referendum buat Papua Barat dengan imbalan utang maupun investasi besar-besaran. “Indonesia juga butuh investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keputusan Jokowi sangat penting terkait Papua Barat dan hubungannya dengan Cina,” jelas Muslim.

Keinginan Cina agar Papua Barat, kata Muslim tidak bisa dilepaskan dari kebijakan negeri Tirai Bambu itu terkait OBOR (One Belt One Road) atau yang kini telah direvisi menjadi proyek Belt Road Initiative (BRI). “Ini bagian bentuk penjajahan model baru yang dilakukan Cina,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Cina mengincar Papua Barat karena posisi strategis dalam konflik Laut Cina Selatan. “Pasukan Cina bisa berada di Papua Barat dan bisa dijadikan tempat menyimpan perbekalan,” ungkapnya.

Muslim mengingatkan, referendum Papua Barat bisa menjadi efek domino bagi Papua secara keseluruhan. “Bisa jadi Papua lepas dari Indonesia,” paparnya.

Presiden sementara Gerakan Persatuan Kemerdekaan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda, baru-baru ini mengaku akan membuka ‘pintu’ lebar-lebar bagi Partai Komunis Cina (PKC) karena merasa rakyatnya tak aman di tangan Indonesia yang ia anggap sebagai negara teroris.

Hal tersebut dikabarkan lantaran belakangan ini Partai Komunis Cina menyatakan dukungannya terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh ULMWP untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Untuk itu, Benny menegaskan jikalau ia dan pihaknya dengan senang hati menerima dukungan dari negara mana pun demi mewujudkan kemerdekaan Papua Barat.

Hal itu ia sampaikan saat berada di pengasingan yang terletak di Oxford, Inggris, pada Selasa lalu, 13 April 2021.

“Kami akan menyambut baik Cina dengan tangan terbuka. Kami menerima bantuan dari negara mana pun, meskipun mempunyai perbedaan ideologis,” katanya.