Problem korupsi bukan pada sedikit atau banyaknya jumlah orang yang korup. Tapi pada efek korupsi yang sistemik.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Adil Makmur (PRIMA) Alif Kamal dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Rabu (14/4/2021). “Demokrasi kita jadi bancakan karena praktek jual beli suara. Suap pejabat negara silih berganti, membuat lembaga politik kita rusak,” ungkapnya.
Alif mengatakan, di negara ini masih segelintir orang yang korup tetapi efeknya sangat menghancurkan negara. Bayangkan jika 1 orang seperti Sjamsul Nursalim yang diduga ngemplang duit negara Rp4,5 triliun. “Itu duit banyak untuk bisa bangun ratusan sekolah dan puskesmas.
Kata Alif, di Indonesia ada tiga lembaga yang mengurusi masalah korupsi di antaranya KPK, Kepolisian dan Kejaksaan tapi tiap hari praktik korupsi terus ada.
“Problemnya apa? Karena pemberantasan korupsi tidak ditujukan untuk menjaga & memajukan kepentingan nasional. Yang ada pemberantasan korupsi hanya seperti “alat” kepentingan politik,” ungkapnya.