Guru Besar UMY: Indonesia Harus Mencermati Pernyataan Joe Biden

https://www.youtube.com/watch?v=UxcUjF8cyuU&feature=youtu.be

Pemerintah Indonesia harus mencermati pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang saat kampanye menyatakan akan bersahabat dunia Islam.

“Joe Biden saat kampanye mengatakan akan berusaha bersahabat dengan dunia Islam, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar harus mencermati pernyataan Presiden AS terpilih itu,” kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Tulus di Channel YouTube-nya berjudul “Joe Biden’s Catholic Mission to Defend Palestine From Israel”

Ia mengatakan, kalimat the big frendly dunia Islam dari Joe Biden jangan dilihat hanya Islam, lebih bersifat kelompok non white, kulit hitam, Asia yang lain. Islam dan temannya non white.

Kata Tulus, AS di bawah Joe Bidan akan berbaikan dengan dunia Islam tergantung dunia Islam itu sendiri. “Belum lagi jika dikaitkan konflik Israel dengan dunia arab,” papar Tulus.

Tulus mengatakan, Joe Biden akan melakukan hubungan baik dengan Iran. “Sangat sulit karena Iran ada nuklir, dianggap teror,” jelasnya.

Dukungan AS terhadap dunia Islam misal kasus Uighur, kata Tulus bisa dilakukan dunia Islam sendiri. “Dukungan Uighur bisa dilakukan siapa saja,” ungkapnya.

Selain itu, Tulus mengatakan, isu yang sangat SARA di AS yaitu White Anglo-Saxon Protestant dihadapi Joe Biden. Ada mitos semua presiden AS adalah harus kulit putih, Protestan.

“Sebelum Joe Biden ada Presiden AS bukan katolik yaitu John F Kennedy. kedua, Obama ibunya putih bapaknya Kenya. kali ini Joe Biden sama John Kennedy yang beragama Katolik,” ungkapnya.