SBK: Jargonnya Kerja untuk Kaum Marhaen, Faktanya untuk Madam

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang terkena kasus dana bansos bekerja untuk madam bukan kelompok marhaen.

“Selama ini jargonnya bekerja untuk kaum marhaen faktanya untuk madam,” kata pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (23/1/2020).

Menurut SBK, sosok madam yang disebut koran Tempo dalam kasus korupsi bansos menunjukkan partai berlambang Banteng Moncong Putih menggarong uang negara. “KPK harus segera menyelidiki dan menangkap sosok madam,” jelas SBK.

SBK mengatakan, membela kaum marhaem hanya dijadikan jualan untuk mendapatkan suara di Pemilu. “Ketika berkuasa, kaum marhaen tidak dipikirkan dan dibantu,” papar SBK.

Baca juga:  Sutradara Fajar Nugros: Kita Dibodohi Rezim Bodoh

Diketahui, kasus korupsi dana Bansos terus ditelusuri usai tertangkapnya eks Mensos Juliari Batubara. Sempat heboh sosok ‘Anak Pak Lurah’, kini muncul nama ‘Madam’ yang diduga ikut menerima jatah istimewa.

Kata ‘Madam’ sebagaimana dicetuskan oleh penelusuran Tempo diduga publik merupakan salah satu petinggi PDIP.

Pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari adanya sosok ‘Madam’ tersebut. Dia menguraikan dugaannya soal siapakah sosok itu sebenarnya.

Uraian Rocky Gerung tersebut diutarakan lewat sebuah video berjudul “Bongkar!!! SIAPA MADAM, ELIT PDIP PEMILIK JATAH ISTIMEWA BANSOS?” yang diunggah di kanal YouTube miliknya pada Kamis (21/1/2021).

Rocky Gerung tidak menyebut nama secara pasti. Hanya saja, dia mengurai sosok Madam ialah seorang perempuan, bukan ABG, orang dewasa, dan berada di kelompok elit.

Baca juga:  Bos Lembaga Riset SMRC Sebarkan Hoax dan Fitnah Anies Baswedan

“Madam itu sinyal kekuasaan. Madam itu seorang perempuan, dewasa, dan berada di kelompok elit,” ungkap Rocky.

Meski diakuinya rasa penasaran publik mulai memuncak, tetapi Rocky Gerung berkeinginan agar nama itu jangan dibuka dulu.

Pasalnya, Rocky Gerung ingin memperhatikan soal bagaimana reaksi istana mendengar adanya kasus korupsi bansos yang semakin membesar.

“Saya ingin KPK Tempo jangan buka dulu. Kita butuh hiburan. Biar 2-3 bulan kita nikmati sambil memperhatikan apa reaksi istana soal yang betul-betul fundamental dan kasus yang melibatkan seleb kritis berstatus madam,” ucap Rocky Gerung.