Guru Besar UI: Diisi FPI, NU & Muhammadiyah Kurang Meringankan Beban Kelompok Miskin Jakarta

NU dan Muhammadiyah kurang meringkan beban kelompok miskin di Jakarta dan FPI mengisi kekurangan tersebut.

“NU dan Muhammadiyah kurang menyambangii dan mendampingi meringankan beban kehidupan Ummat kelompok MISKIN KOTA (MISKOT) di perkampungan KUMUH MISKIN (KUMIS) JAKARTA,” kata Guru Besar UI Prof Thamrin Amal Tomagola di akun Twitter-nya @tamrintomagola.

Kata Thamrin, ketika NU dan Muhammadiyah kurang mendampingi kaum miskin kota di Jakarta, FPI masuk memberikan pendampingan. “Kekosongan pendampingan itu kemudian diisi FPI,” ujar Thamrin.

Thamrin mengatakan, FPI mempunyai konsep kiai kampung yang rumahnya terbuka 24 jam untuk kelompok miskin kota di perkampungan kumuh miskin Jakarta. “Sama seperti terbukanya 24 jam pintu rumah para Kiai NU di pedesaan Jawa dan Kalimantan,” jelas Thamrin.

Pengamat tata kota Elisa Sutanudjaja, pada 2015-2016 FPI masuk ke kampung-kampung korban penggusuran di Jakarta untuk membantu dari air sampai makanan. “Tapi saya tanya spesifik kepada orang2 Keuskupan Agung Jakarta, dimana suara KAJ saat begitu banyak penggusuran terjadi di 2015-2016,” ungkapnya.