Politikus PKS Bongkar Rizal Ramli Terpental dari Pemerintahan Jokowi

Ekonom Rizal Ramli terpental dari pemerintahan Jokowi akibat tidak setuju proyek ambisius 35 ribu MW yang saat ini mundur dari rencana awal dan terancam mangkrak.

Surplus listrik hampir 60%, karena salah perencanaan. Bang RR terpental gara2 ini. Pmbngkt 35 ribu MW ini harus diundur, agar surplus tidak makin gila,” kata politikus PKS Mulyanto di akun Twitter-nya @pakmul63.

Mulyanto mengatakan seperti itu menanggapi berita dari IndonesiaToday berjudul “Proyek Ambisius Jokowi Berujung Mangkrak? PLN Terlilit Utang Rp 500 Triliun, Mundur 10 Tahun dari Target”

“Karena klausul TOP dalam prjnjn jual-beli listrik, maka pakai OR tidak, PLN tetap harus bayar,” jelasnya.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya mengatakan bahwa paket kebijakan program listrik 35.000 MW memang sedikit tertunda. Menurutnya target ambisius tersebut memang merupakan gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka meningkatkan kapasitas listrik terpasang.

Jokowi memang sejak awal pasang target tinggi terkait pembangunan pembangkit listrik tersebut, agar kapasitas listrik terus mengalami kenaikan meski belum rampung. Hal ini menurut Berly buah dari gaya kepemimpinan Jokowi dalam memompa semangat bawahannya demi mencapai target proyek pembangunan listrik.

“Gaya Jokowi memang kasih target tinggi supaya anak buahnya semangat. Perbandingan yang lebih fair adalah dengan 4 tahun pertama SBY berapa GW kapasitas listrik bertambah,” katanya dihubungi (7/2/2019).

Berly menambahkan secara pribadi dirinya mengkritisi penambahan kapasitas listrik yang terus dibangun pemerintah dengan masih mengandalkan Batubara. Lantaran harganya relatif lebih rendah, pemerintah tidak berpikir ke depan karena masih menggunakan energi batubara.