Ini Dia Kriteria Calon Kapolri

Kapolri yang baru harus memiliki sejumlah kriteria atau pun kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya.

“Pada masa pandemi Covid 19 ini tugas Polri semakin kompleks dan banyak variannya,” Pengamat intelijen dan keamanan, Susaningtyas NH Kertopati dalam pernyataannya kepada suaranasional, Sabtu (9/1/2020).

Menurut wanita dipanggil Nuning ini, kini Polri bukan lagi hanya menangani kriminalitas, kejahatan jalanan, kejahatan kerah putih, radikalisme sampai masalah narkoba, tetapi sebagai anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Polri memiliki sejumlah tugas tambahan.

Menurut Nuning, kejahatan dan gangguan keamanan saat ini telah semakin canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan. Sehingga calon Kapolri nanti harus mampu mengikuti perkembangan yang ada saat ini.

Baca juga:  Jokowi tak Percaya Ada Kecurangan Pemilu Indonesia di Malaysia

Selain itu, Nuning juga punya sejumlah syarat lain agar sosok Kapolri pengganti Idham Azis nanti adalah sosok yang ideal di posisinya.

Syarat pertama, calon Kapolri tidak berpolitik. Tapi dia harus paham perkembangan politik.

Berikutnya, lanjut Nuning, calon Kapolri harus sosok yang cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terutama, kelompok-kelompok kanan maupun kiri yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.

“Yang utama, memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya terorisme, radikalisme, narkoba, kejahatan jalanan atau kriminalitas,” papar Nuning.

“Dan memiliki pengetahuan cukup mekanisme dan strategi penanggulangannya sehingga mampu hadapi ancaman faktual dan potensial,” sambungnya.

Kemudian, calon Kapolri juga harus punya kemampuan komunikasi dengan bahasa-bahasa internasional. Hal ini tak lepas dari prioritas yang harus dilakukan kepolisian menyikapi makin maraknya kejahatan siber di tanah air.

Baca juga:  PPJNA 98: KAMI Bagian Oligarki Orde Baru, Presiden Jokowi Harus Menindak Tegas

“Saat ini, peretasan ke infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber,” tegas Nuning.

Ia berharap seluruh anggota Polri memiliki pengetahuan baik terhadap sosial budaya setempat. Bahkan Nungung menyarakan mereka memiliki pengetahuan sosiologi yang cukup yang nantinya bisa menunjang semua tugas yang dijalani.